Find Us On Social Media :

Microsoft Beberkan Tantangan dan Kiat Jaga Keamanan di Era Kerja Hybrid

By Liana Threestayanti, Rabu, 19 Mei 2021 | 20:30 WIB

Ilustrasi Work From Home

Mary Jo juga mengingatkan bahwa para penjahat ini "bergentayangan" di jaringan. Mereka bergerak di jaringan tidak hanya untuk mengintip dan memata-matai, tapi juga berupaya mengambil alih sistem.

Empat Langkah Proteksi

Vasu Jakkal menyarankan organisasi/perusahaan melakukan empat langkah proteksi.

Langkah pertama adalah memanfaatkan tool keamanan yang kita miliki. "Seringkali kita terkejut bahwa kita sebenarnya sudah memiliki tool keamanan dasar, misalnya multifactor authentication atau MFA, dan cloud identity protection. Mulailah dari sana, gunakan tool itu," saran Vasu seraya menambahkan, MFA bisa menjadi lapisan pertahanan pertama. 

Di sini Vasu mengungkapkan fakta menarik, yaitu hanya 18% dari pelanggan Microsoft memanfaatkan MFA atau  multifactor authentication. 

Langkah kedua adalah menerapkan Zero Trust yang disebut Vasu sebagai landasan bagi keamanan yang baik. 

"Dan jangan lupakan compliance, karena lagi-lagi, serangan bisa datang dari mana saja dalam risiko, perlindungan dari kehilangan data, kadang tidak sengaja kadang terjadi dengan sengaja," jelas Vasu.  

Hal ketiga adalah cloud dan cloud security. Cloud menawarkan fondasi yang kokoh bagi keamanan karena cloud sudah memiliki kemampuan keamanan. 

Vasu menyarankan organisasi memulai dengan hal yang sederhana, misalnya cloud identity dan bersama cloud security. 

"Jangan menganggap keamanan sebagai satu hal saja karena serangan bukan hanya sesuatu. Serangan bisa datang dari mana saja, dari luar ke dalam, dari dalam keluar, dan semuanya. Inilah mengapa  Microsoft memperlakukan compliance, keamanan, identitas, manajemen, manusia, teknologi, kecerdasan sebagai hal yang bergantung satu sama lain," papar Vasu. 

Akhirnya yang tak kalah pentingnya adalah pelatihan dan peningkatan keahlian manusianya. Vasu menyebutkan saat ini ada kelangkaan luar biasa pada talenta. 

"Ada 3,5 juta lowongan pekerjaan (di bidang keamanan) hanya di AS saja, yang belum terisi. Dan saya yakin hal itu juga terjadi di Asia," ujar Vasu Jakkal.