Find Us On Social Media :

Microsoft Beberkan Tantangan dan Kiat Jaga Keamanan di Era Kerja Hybrid

By Liana Threestayanti, Rabu, 19 Mei 2021 | 20:30 WIB

Ilustrasi Work From Home

Ia menegaskan bahwa perang melawan para penjahat maya adalah semacam permainan kucing dan tikus. "Kita harus berada satu langkah di depan, membangun dan memanfaatkan kekuatan super kita untuk membangun tim keamanan yang 'superhero'," ujar Vasu.

Kalau tahun lalu, perubahan besarnya adalah kerja jarak jauh. Maka perubahan selanjutnya adalah kerja hybrid.

Tantangan Cara Kerja Hybrid

Firma analis Forrester memprediksi, begitu para pekerja siap dengan pola kerja baru pasca pandemi, akan terjadi peningkatan sebesar 300% pada jumlah karyawan yang bekerja jarak jauh. 

Sedangkan survei Microsoft tentang tren bekerja memperlihatkan 53% responden di Asia merencanakan untuk pindah karena mereka kini bisa bekerja jarak jauh.

"Jadi, sekarang semakin banyak orang memiliki fleksibilitas dan pilihan dalam bekerja, dan ini artinya kita harus memikirkan jaringan di rumah dan di tempat kerja, dan perusahaan akan beroperasi di dunia yang tanpa batas atau tanpa perimeter. Hal ini tentu menghadirkan tantangan dan peluang menarik bagi kami dari kaca mata keamanan," tutup Vasu Jakkal.  

Cara Atasi Kelangkaan Talenta

Sementara Mary Jo-Schrade menyoroti isu kelangkaan profesional di bidang keamanan siber dan kurangnya keragaman dalam tim keamanan.

Di sisi lain, para penyerang menyadari mereka dapat menebar serangan ke ribuan perangkat atau sistem. Dan serangan itu harus ditangani satu persatu.

Selain memberikan pelatihan, Mary Jo menyarankan setiap orang atau karyawan bisa menjadi defender, penjaga keamanan, tapi bukan  dalam arti menjadi tim keamanan yang direkrut melalui proses formal. 

Para karyawan bisa menjadi penjaga keamanan (defender) dengan memadukan keragaman cara pandang dan perspektif.