Find Us On Social Media :

Indotrading: Pandemi, Bisnis E-commerce B2B Indonesia Tetap Tumbuh

By Liana Threestayanti, Minggu, 20 Juni 2021 | 16:00 WIB

Ilustrasi Indotrading

Meski dihantam pandemi COVID-19, sektor e-commerce B2B mampu bertahan, bahkan terus tumbuh, menurut data yang dihimpun perusahaan teknologi penyedia platform e-commerce B2B, Indotrading.

Seperti kita ketahui, pandemi COVID-19 telah memukul banyak sektor, tak terkecuali sektor bisnis e-commerce business-to-business (B2B). Berdasarkan data yang dihimpun dari platform Indotrading (Indotrading.com), sejak Maret hingga Desember 2020, terjadi penurunan paling tajam pada permintaan di empat kategori usaha, yakni usaha promosi dan periklanan (-84%), hiburan dan pesta (-95,35%), energi (-93,48%), serta penginapan dan perhotelan (-82,24%).

Meski begitu, pada periode yang sama, ada pula kategori-kategori usaha yang mengalami peningkatan permintaan barang secara signifikan. “Peningkatan permintaan barang terjadi pada kategori usaha makanan dan minuman sebanyak 234,74%; pabrik dan industri sebanyak 201,73%; produk kimia dan kesehatan sebanyak 186,49%; serta alat pelindung diri sebesar 222,27%,” ungkap Handy Chang, Founder dan CEO Indotrading.com.

Peningkatan E-procurement

Pandemi pun rupanya telah mengubah pola kegiatan pembelian barang (procurement) di perusahaan. Sebelum pandemi, proses pembelian barang ini umumnya dilakukan secara konvensional. Namun kini, kegiatan tersebut berlangsung secara online atau menjadi e-procurement. Selain lebih mudah dan efisien, e-procurement juga memberikan transparansi proses yang lebih baik. Indotrading mencatat adanya peningkatan lebih dari 380% pada kegiatan e-procurement ini di tahun pertama pandemi dibandingkan sebelumnya.

Penyedia platform e-commerce B2B umumnya menyediakan fitur khusus untuk mendukung kemudahan proses e-procurement melalui platform mereka. Indotrading, misalnya, memiliki fitur RFQ (Request for Quotation) Simplify dan fitur Quotation Unlimited bagi para penggunanya, yakni perusahaan buyer (pembeli) maupun perusahaan supplier (penyedia barang).

“Fitur RFQ Simplify diperuntukkan bagi perusahaan buyer, untuk memudahkan mereka dalam meminta penawaran produk yang dibutuhkan dari perusahaan supplier. Sementara, fitur Quotation Unlimited dikembangkan bagi perusahaan supplier, untuk memudahkan mereka agar dapat mengirimkan penawaran produk kapan saja ke perusahaan lain, tanpa ada permintaan lebih dulu dari perusahaan buyer,” papar Handy.

Lonjakan Permintaan Pengadaan Alat Kesehatan

Selama pandemi, alat kesehatan dan alat pelindung diri menjadi barang yang paling banyak dicari. Indotrading mencatat permintaan pengadaan alat kesehatan dan alat pelindung diri melonjak drastis melalui platformnya di tahun pertama pandemi, jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

“Permintaan untuk alat kesehatan dan alat pelindung diri melonjak tajam hingga 973% selama periode Maret hingga Desember 2020. Permintaan tertinggi pada kategori alat kesehatan dan alat pelindung diri, di antaranya untuk barang-barang seperti masker, hand sanitizer, alkohol, dan termometer inframerah,” Handy memaparkan.

Terkait dengan hal ini, Indotrading juga mencatat adanya peningkatan pendaftaran perusahaan supplier untuk kategori barang kesehatan dan medis, alat pelindung diri, serta bahan kimia pada platformnya. Kebanyakan perusahaan tersebut adalah supplier masker pernapasan, hand sanitizer, alat kesehatan, peralatan medis, sarung tangan, disinfektan, dan sabun cuci tangan.

Peningkatan Jumlah Supplier Go Digital 

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun terakhir ikut berperan dalam transformasi digital dan mengubah kebiasaan bertransaksi para pelaku usaha. Hal itu juga ditunjukkan oleh meningkatnya tren pendaftaran supplier ke dalam platform e-commerce B2B.

Di masa pandemi, Indotrading juga mencatat peningkatan pendaftaran supplier baru yang “go digital” melalui platformnya. Banyak di antara mereka bergerak di industri manufaktur, elektronik, konstruksi, kesehatan dan farmasi, pertambangan, pertanian, makanan, hiburan, transportasi, dan pendidikan.

“Selama pandemi, tepatnya sejak Maret 2020 hingga Mei 2021, kami mencatat pertumbuhan jumlah perusahaan supplier hingga 52,52% di platform Indotrading.com. Pertumbuhan ini menunjukkan banyak perusahaan dan pemilik usaha mulai menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung bisnis mereka. Selain memudahkan dan efisien, platform B2B digital juga bisa membantu mereka memperluas jangkauan pasarnya hingga ke luar pulau bahkan ke luar negeri,” kata Handy.

Hingga saat ini, lebih dari 85.000 perusahaan supplier terdaftar sebagai mitra Indotrading. Mereka berasal berbagai skala usaha dan industri, mulai dari UMKM hingga perusahaan berskala besar dengan beragam produk yang ditawarkan.

Optimisme E-commerce B2B 

Handy meyakini bisnis e-commerce B2B di Indonesia akan bertahan dan terus berkembang seiring dengan makin tingginya kesadaran perusahaan, baik supplier maupun buyer, akan manfaat teknologi dalam mendukung dan memudahkan operasional bisnis.

Sebagai upaya untuk mendorong transformasi digital pada para pelaku usaha, Indotrading juga berkolaborasi dengan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian.

“Kami mendukung inisiatif pemerintah dan ikut serta dalam beberapa program mereka yang bertujuan membantu para pelaku usaha. Di antaranya, Gerakan Nasional  Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Festival Joglosemar yang mengangkat UMKM dan industri kecil menengah. Kami juga banyak melakukan kegiatan webinar untuk mengedukasi para pemilik usaha dan berbagi tips tentang pemanfaatan teknologi untuk membantu mereka bertahan di tengah pandemi,” pungkas Handy.