Peningkatan penetrasi internet di Indonesia selama pandemi COVID-19 telah memungkinkan para pelaku bisnis untuk memiliki akses ke berbagai platform digital untuk mempromosikan produk mereka.
Meskipun semua platform digital saat ini memiliki penawaran yang menggiurkan, seringkali pelaku bisnis merasa kesulitan menentukan pilihan yang tepat dan akhirnya berinvestasi di semua platform digital tanpa hasil yang maksimal.
Salah satu strategi pemasaran terbaru yang cocok untuk berbagai macam bisnis saat ini adalah Bullseye Marketing.
Bullseye Marketing adalah strategi yang memungkinkan pelaku bisnis dalam menentukan saluran pemasaran terbaik dengan menawarkan pendekatan yang terfokus dan optimal.
“Berbeda dengan strategi pemasaran pada umumnya, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk mempromosikan bisnis Anda secara efisien,” jelas Melina Marpaung, Senior Executive, Zilingo Indonesia.
“Bullseye marketing membantu pelaku bisnis dalam memahami proposisi nilai yang ditawarkan oleh beberapa saluran pemasaran. Dengan demikian, pelaku bisnis dapat menentukan pilihan terbaik dalam memasarkan produk mereka,” tambah Melina.
Memahami Kerangka Bullseye Marketing
Bullseye Marketing pertama kali diciptakan oleh Gabriel Weinberg, pendiri perusahaan startup bernama Duck Duck Go yang menyediakan layanan mesin pencari dan navigasi pribadi bagi penggunanya.
Bersama Justin Mares, Weinberg menulis buku berjudul Traction: A Startup Guide to Getting Customers yang membahas metodologi memfokuskan upaya pemasaran pada saluran yang paling tepat bagi bisnis.
Bullseye sendiri berarti titik fokus. Dalam bukunya, Weinberg dan Mares berpendapat bahwa kegagalan suatu bisnis dapat terjadi karena penggunaan saluran pemasaran yang salah.
Sesuai namanya, kerangka bullseye memprioritaskan pembingkaian media terbaik yang dapat digunakan untuk menghasilkan daya tarik nyata bagi bisnis dengan membaginya menjadi tiga lingkaran utama anak panah: lingkaran luar, lingkaran tengah, dan lingkaran inti.
Di lingkaran luar terdapat semua saluran yang berpotensi untuk digunakan dan ditandai dengan pertanyaan - what’s possible?; lingkaran tengah terisi dengan beberapa saluran yang paling masuk akal setelah memperhitungkan berbagai faktor dan ditandai dengan pertanyaan - what’s probable?; sedangkan lingkaran inti akan menjadi kumpulan saluran yang benar-benar bermanfaat bagi model bisnis Anda dan ditandai dengan pertanyaan - what’s working?
Bagaimana Menerapkan Kerangka Bullseye Marketing?