Kami menemukan bahwa aplikasi game memiliki lifetime paling singkat — jumlah aplikasi game yang masih aktif dalam waktu 24 bulan setelah peluncuran tergolong paling sedikit.
Hanya 43% aplikasi game tetap aktif setelah dua tahun. Ini masuk akal, mengingat bahwa game hiperkasual cenderung mudah tergantikan.
Tren lain yang juga lazim adalah bahwa aplikasi fintech dan e-commerce paling banyak memiliki jumlah aplikasi yang masih aktif dalam waktu dua tahun.
Aplikasi seperti ini membutuhkan update rutin agar senantiasa dapat memenuhi ekspektasi pengguna.
Akan tetapi, kami menemukan banyak kesamaan antara berbagai jenis aplikasi. Dari segi frekuensi update aplikasi, kami melihat bahwa para pengembang sering melakukan update pada aplikasi mereka di awal dan kemudian semakin jarang melakukan update per bulan seiring dengan berjalannya waktu.
Pada akhirnya, jumlah update rata-rata untuk aplikasi aktif adalah tiga per bulan. Oleh karena itu, jika aplikasi Anda adalah salah satu dari 43% game yang digunakan untuk durasi yang panjang, bersiaplah untuk secara rutin memperbarui aplikasi Anda agar dapat memenuhi ekspektasi pengguna yang terus berkembang.
Kesimpulan untuk tahun 2021 dan setelahnya
Dengan data yang tepat, game seluler dapat — dan, kemungkinan besar, akan terus mendominasi di tahun 2021 dan setelahnya.
Mengingat bahwa durasi penggunaan aplikasi game relatif singkat, para publisher game sebaiknya terus mengembangkan portofolio mereka dan melakukan promosi lintas aplikasi, serta senantiasa siap menawarkan fitur unggulan terbaru dalam industri game seluler.
Baca Juga: Nih! Contoh Penggunaan Artificial Intelligence (AI) pada Video Game
Baca Juga: Google Buka Program Indie Games Accelerator, Ini Link Pendaftarannya