Find Us On Social Media :

Ana Sopia, Sosok Utama yang Memimpin Transformasi NetApp di Indonesia

By Wisnu Nugroho, Selasa, 6 Juli 2021 | 15:52 WIB

Ana Sopia (Country Manager NetApp Indonesia)

Ana Sopia (Country Manager NetApp Indonesia) adalah sosok menarik di dunia teknologi informasi Indonesia. Ia adalah satu dari sedikit wanita yang dipercaya memimpin perusahaan teknologi global di tanah air. 

Perjalanan karirnya pun menarik. Sebelum bergabung ke NetApp, Ana tidak memiliki latar belakang di dunia teknologi. "Sebelum bergabung ke NetApp, pekerjaan saya tidak berhubungan dengan IT. Latar belakang pendidikan saya pun bukan IT,” ungkap Ana sambil tergelak.

Akan tetapi, itu cerita 13 tahun lalu. Saat ini Ana dengan fasih berbicara tentang SAN, SCSI, atau data fabric. Percakapan dengan Ana akan semakin seru ketika berbicara soal transformasi NetApp menjadi cloud-led data-centric company. “NetApp no longer data storage only,” ungkap Ana dengan tegas. 

Transformasi NetApp

Transformasi NetApp ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2014, ketika mereka merilis Data Fabric Vision. Visi ini pada dasarnya meyakini, manajemen data yang simpel menjadi faktor krusial di masa depan, seiring meningkatnya adopsi teknologi cloud. Data seharusnya bisa dikelola dan diakses dengan mudah, baik saat tersimpan di on-premise maupun cloud.

Hal inilah yang mendasari teknologi di balik data fabric NetApp. Teknologi ini berpusat pada arsitektur dan data services yang memungkinkan konsistensi layanan data di lingkungan on-premise maupun cloud. Data yang didesain untuk lingkungan on-premise, dengan mudah bisa langsung dipindahkan ke cloud tanpa melewati proses modifikasi.

Transformasi ini bisa dibilang menggabungkan kekuatan NetApp saat ini dan trend di masa depan. Saat ini, mayoritas customer NetApp masih menggunakan storage di lingkungan on-premise. Namun tuntutan transformasi digital akan mendorong customer NetApp mengadopsi cloud. 

“Kami berkomitmen membantu perusahaan memperoleh manfaat terbaik dari cloud, di mana perusahaan dapat mengoptimalkan performa, keamanan, dan efisiensi biaya,”

Di sinilah NetApp mencoba mengambil peran. Dengan konsep data fabric, perusahaan yang saat ini menggunakan storage NetApp di on-premise dengan mudah mengadopsi cloud.

Untuk mewujudkan konsep data fabric ini, NetApp telah bekerjasama dengan tiga penyedia layanan cloud global, yaitu Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud. Jadi selain mendukung hybrid cloud, konsep data fabric juga mendukung pendekatan multi-cloud yang belakangan banyak diadopsi perusahaan.

“Kami berkomitmen membantu perusahaan memperoleh manfaat terbaik dari cloud, di mana perusahaan dapat mengoptimalkan performa, keamanan, dan efisiensi biaya,” ungkap Ana. NetApp berkomitmen membantu perusahaan untuk mengolah data, mulai dari on-premise, hybrid cloud, maupun multi cloud.

Ana mengakui, transformasi NetApp menjadi cloud company masih dalam tahap awal, utamanya di Indonesia. “Saat ini kami masih di early-stage untuk memberi pemahaman ke pasar bahwa NetApp adalah cloud-led data-centric company,” ungkap Ana. Namun ketika data menjadi aset berharga perusahaan, Ana meyakini NetApp akan mengambil peran penting di transformasi digital perusahaan Indonesia.

Dalam mewujudkan transformasi itu, Ana melihat ada dua tantangan yang harus dijawab. Yang pertama adalah kondisi pasar yang dinamis. “Dinamika pasar ini menuntut kita untuk terus berinovasi, mencari cara-cara kreatif guna memenangkan kompetisi,” ungkap Ana. 

Sementara tantangan kedua adalah di sisi talenta. “Bagaimana kami bisa membentuk tim yang solid dan mempertahankan talenta yang berprestasi,” ungkap Ana yang memimpin 17 orang di NetApp Indonesia ini.

Namun berkaca dari perjalanan karirnya, perubahan bukanlah hal yang baru bagi seorang Ana Sopia. Bahkan ketika ditanya mimpinya ke depan, Ana dengan lugas mematok target yang tinggi. “Dalam tiga tahun ke depan, saya ingin membawa bisnis NetApp Indonesia minimal dua kali lebih besar dari saat ini,” ungkap Ana.

Baca Juga: Peran penting NetApp di pengembangan vaksin Covid-19