AstraZeneca adalah perusahaan farmasi multinasional yang berpusat di Cambridge, Inggris. Namanya menjadi populer saat ini karena menjadi salah satu perusahaan yang berhasil mengembangkan vaksin Covid-19.
Prosesnya pun terbilang cepat. Vaksin Covid-19 AstraZeneca mendapat persetujuan Pemerintah Inggris pada 30 Desember 2020, atau sekitar 4 bulan sejak percobaan klinis dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa AstraZeneca vaksin berhasil mengembangkan vaksin Covid-19 demikian cepat. Satu alasan yang mungkin belum banyak diketahui orang adalah keberhasilan AstraZeneca mengelola data.
AstraZeneca menggunakan teknologi NetApp yang memungkinkan data terdistribusi di server on-premise maupun layanan public cloud seperti AWS, Azure, dan Google Cloud. Semua data itu tersimpan dalam set of services yang sama, sehingga pihak yang berkepentingan (seperti peneliti, ilmuwan, dan regulator) mendapatkan informasi yang konsisten dan up-to-date. Tanpa teknologi NetApp, hal seperti ini sulit dicapai karena harus ada proses konversi data yang kompleks dan memakan waktu.
Transformasi NetApp
Cerita AstraZeneca di atas sedikit banyak menggambarkan transformasi yang dilakukan NetApp, perusahaan asal Sunnyvale, California, yang berdiri pada tahun 1992. Jika dahulu lebih dikenal sebagai penyedia produk storage, NetApp kini memposisikan dirinya sebagai cloud-led data-centric company. Dan berkaca dari kisah AstraZeneca, transformasi tersebut mulai membuahkan hasil.
“Sebenarnya transformasi ini sudah dimulai ketika CEO NetApp, George Kurian, merilis NetApp Data Fabric Vision pada tahun 2014,” ungkap Ana Sopia (Country Manager NetApp Indonesia).
Transformasi bisnis seperti ini sebenarnya bukan hal baru bagi NetApp. “NetApp telah melakukan transformasi berkali-kali, karena kami selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di market,” ungkap Ana.
Perubahan NetApp menjadi perusahaan berbasis cloud tidak lepas dari keyakinan akan teknologi ini ke depan. “Menurut kami, hybrid cloud ecosystem akan menjadi major game changer di masa depan,” ungkap Ana. Hybrid cloud menjadi pilihan ideal bagi banyak perusahaan, yang ingin mendapatkan keseimbangan antara agility (yang ditawarkan cloud) dengan kontrol (yang ditawarkan on-premise).
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR