Find Us On Social Media :

Contoh Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan di Sektor Akuakultur

By Rafki Fachrizal, Rabu, 14 Juli 2021 | 18:15 WIB

Ilustrasi Sektor Akuakultur

Akuakultur atau budidaya perairan merupakan sektor penghasil makanan dari makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan, yang berasal dari perairan.

Selain ikan, banyak sekali komoditas yang dihasilkan oleh akuakultur, seperti udang windu, kerapu, kepiting, lobster, abalone, teripang, kerang mutiara, dan rumput laut.

Diketahui, akuakultur sudah muncul sejak lama, dimulai sekitar 4000 tahun lalu. Dan saat ini, akuakultur menjadi salah satu sektor penghasil makanan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. 

Alasan sektor akuakultur terus mengalami pertumbuhan lantaran kebutuhan konsumsi manusia akan makanan yang berasal dari perairan terus meningkat, seiring dengan populasi manusia yang terus bertambah.

Menurut FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations), pada tahun 2030, sektor akuakultur diprediksi bakal menyumbang dua pertiga dari kebutuhan manusia akan konsumsi makanan dari hewan perairan.

Melihat hal tersebut, tentunya peningkatan permintaan ini berdampak pada sumber dan praktik yang digunakan para pelaku bisnis atau pembudidaya di sektor akuakultur.

Untungnya di era digital seperti saat ini, teknologi terkini seperti teknologi berbasis Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) dapat membantu kinerja para pembudidaya di sektor tersebut.

Pemberian Pakan Secara Tepat

Salah satu contoh penerapan teknologi AI di sektor akuakultur yaitu dalam hal membantu pembudidaya dalam memberikan pakan ternak di perairannya.

Sebagai informasi, faktanya memberi pakan merupakan biaya terbesar bagi pembudidaya. Strategi pemberian pakan seringkali kurang baik dan selalu bergantung pada pembudidaya yang terus-menerus berada di lokasi memperhatikan berapa banyak ternak yang melahap habis pakan yang diberikan, baru kemudian diberikan pakan lagi.

pemberian pakan ini tentunya didasarkan pada pengamatan atau sangat sering hanya berdasarkan intuisi saja.

Sistem pengaturan pemberian pakan yang tepat sangat penting, lantaran ternak yang diberi pakan terlalu sedikit akan berpotensi kehilangan bobot yang berharga, sementara pemberian pakan yang berlebihan dapat membuang biaya dan mencemari air.

Keterampilan pembudidaya dalam mengukur kapan dan berapa banyak memberi pakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa berkembang. Dan nyatanya, tidak semua pembudidaya adalah ahli dalam memberi pakan ke ternaknya.