Work from home (WFH) dan remote working masih diberlakukan akibat pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di banyak negara di dunia. Dengan kian ganasnya serangan siber saat ini, panduan dasar keamanan informasi tentu sangat dibutuhkan oleh para pelaku WFH maupun remote working. Apalagi para pekerja mengisyaratkan mereka enggan kembali bekerja di kantor. Dikutip dari philstar.com, survei terbaru "2021 EY Work Reimagined Employee Survey" yang digelar bulan Maret lalu mengungkapkan bahwa 80% pekerja di Asia Tenggara memilih untuk bekerja jarak jauh meskipun pembatasan sosial sudah dilonggarkan dan pandemi mereda.
Panduan dasar tentang keamanan informasi dapat membantu para karyawan untuk melindungi diri dan perusahaan dengan meminimalkan insiden siber. Panduan keamanan informasi dapat membantu meminimalkan kecerobohan atau kesalahan sederhana yang dapat membahayakan bisnis, organisasi atau perusahaan.
Panduan dasar yang dibagikan Kaspersky berikut ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan, namun yang paling utama adalah penerapannya yang tepat.
Nah, ini rekomendasi Kaspersky untuk mengamankan akses dan data, serta menghadapi ancaman siber secara umum.
Akses ke sistem dan layanan perusahaan
1.Gunakan kata sandi yang kuat untuk seluruh akun, setidaknya memiliki 12 karakter, tidak mengandung kata dalam kamus, dan termasuk karakter khusus dan angka. Para pelaku kejahatan siber bisa saja melakukan brute-force bagi kata sandi sederhana dengan mudah.
2.Buat kata sandi unik untuk setiap akun. Jika Anda menggunakan satu kata sandi untuk beberapa akun layanan, kebocoran di satu layanan dapat membahayakan layanan lainnya
3.Jaga kerahasiaan kata sandi, dalam kondisi apapun. Jangan pernah menuliskannya di catatan, menyimpannya dalam file, dan membagikannya dengan rekan kerja. Orang di luar perusahaan atau kolega yang dipecat dapat menggunakan kata sandi Anda untuk membahayakan perusahaan, sehingga ada potensi kerusakan lainnya yang tidak terduga.
3.Aktifkan autentikasi dua faktor untuk setiap layanan yang mengizinkannya. Menggunakan 2FA membantu mencegah pelaku kejahatan siber mendapatkan akses ke layanan bahkan jika terjadi.
Mengelola data pribadi
1.Hancurkan dokumen sebelum dibuang alih-alih hanya membuangnya begitu saja. Informasi identitas pribadi di tempat sampah harus dipertanggungjawabkan dan jika menimbulkan permasalahan, itu dapat menimbulkan kerugian materi dan kerugian lainnya.
2.Gunakan saluran aman untuk bertukar file yang berisi data pribadi (misalnya, berbagi dokumen Google Doc dengan kolega tertentu saja dan bukan melalui opsi "anyone with the link "). Google, misalnya, mengindeks dokumen yang dapat dilihat oleh siapa saja di internet, artinya dokumen tersebut dapat muncul di hasil pencarian.