Pandemi Covid-19 dan penerapan work from home memberi tantangan bagi perusahaan.
Perusahaan harus dapat menerapkan strategi bisnis adaptif terhadap situasi yang tak menentu selama pandemi. Beberapa perusahaan, terutama yang belum memiliki sistem database terpusat, mengalami kesulitan operasional akibat penerapan skema kerja remote.
Data yang terpecah menjadi berbagai format dan disimpan di beberapa sumber, membuat pemrosesan pun menjadi lebih lama dan menyulitkan.
Fenomena tersebut membuat perusahaan tidak bisa lagi menerapkan sistem pengelolaan data konvensional.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengecek HP Anda Ada Spyware Pegasus atau Tidak?
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan saat ini memiliki pilihan untuk menggunakan sistem manajemen basis data relasional atau Relational Database Management System (RDBMS).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh firma International Data Corporation (IDC), pemanfaatan RDBMS diperkirakan akan mencapai lebih dari 80 persen dari total pasar operational database pada 2022.
Akan tetapi, penerapan RDBMS sendiri bisa dibilang tidak cukup praktis. Selain membutuhkan perangkat baru, pengaplikasian RDBMS juga memerlukan banyak waktu untuk instalasi dan konfigurasi.
Baca Juga: Usung Game Your Fit, Tim Indonesia Jadi Finalis Kompetisi Google
Agar RDBMS dapat berjalan dengan baik, diperlukan juga training pengguna yang bertujuan untuk meminimalisasi human error selama proses implementasi. Rangkaian kegiatan ini tentu akan memerlukan biaya serta memengaruhi produktivitas karyawan dan kinerja bisnis.
Mengatasi kesulitan tersebut, perusahaan dapat menggunakan preconfigured system yang dibuat khusus untuk RDBMS, Oracle Database Appliance. Solusi tersebut lebih ramah biaya dan hemat waktu.
Oracle Database Appliance merupakan sistem yang mengintegrasikan server, storage, networking dan software, serta dirancang khusus untuk bekerja dengan software database.
Sebagai informasi, Oracle hingga saat ini memang masih belum membuka kantor di Indonesia. Namun, perusahaan tetap bisa memperoleh solusi tersebut melalui distributor resmi mereka. Salah satunya adalah PT Mega Buana Teknologi (MBT).
Baca Juga: Cara Grab dan Emtek Group Dorong UMKM di Indonesia Melek Digital
CEO Mega Buana Teknologi Yuwono Pranata mengungkapkan, sebagai mitra distributor, MBT memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada para pengguna.
Hal ini dibuktikan MBT dengan menyediakan teknisi bersertifikat internasional serta dukungan layanan 24/7 untuk memastikan implementasi berlangsung sesuai rencana, tanpa berbagai kendala dan gangguan.
"MBT merupakan bagian dari CTI Group yang telah hampir 2 dekade menjadi mitra Oracle di Indonesia," kata Yuwono melalui keterangan resmi, Jumat (23/7/2021).
Oracle Database Appliance sendiri bukanlah sebuah solusi yang baru di kalangan IT. Dilansir dari studi serupa, penggunaan solusi tersebut berhasil meningkatkan load time sebesar 50 persen.
Baca Juga: Samsung Resmi Jual Galaxy M32 di Indonesia dengan Baterai Jumbo
Bukan cuma itu, implementasi Oracle juga sukses meningkatkan recovery time sebanyak 38 persen, 34 persen transaction rate, penghematan biaya operasional sebesar 54 persen, hingga memproyeksikan return of investment (ROI) sebesar 498 persen selama dalam rata-rata lima tahun penggunaan.
Melalui solusi dari Oracle, perusahaan dapat terhindar dari proses instalasi dan konfigurasi software yang menghabiskan banyak waktu dan biaya. Dengan begitu, proses operasional bisa dialihkan untuk hal lain yang lebih strategis.
Untuk mempermudah perusahaan dalam mengadopsi Oracle Database Appliance. MBT menawarkan promo menarik yang dilaksanakan mulai 1 Juni hingga 31 Desember 2021.
Adapun promo tersebut terdiri atas kesempatan mendapatkan satu unit MacBook Air untuk setiap pembelian hardware Oracle senilai Rp 2,5 miliar dan kesempatan mendapatkan satu unit Honda PCX untuk setiap pembelian senilai Rp 3 miliar.