Kabel jaringan dapat diibaratkan sebagai arteri dan vena yang berperan mengalirkan darah dan oksigen dalam tubuh manusia. Apabila salah satu bagian dari arteri dan vena terganggu, maka fungsi organ akan terpengaruh dan memengaruhi kesehatan.
Kabel jaringan merupakan “arteri” dan “vena” bagi perusahaan di era digital seperti saat ini. Apabila salah satu bagiannya rusak atau tidak terpasang dengan baik, koneksi internet di seluruh lingkup perusahaan dapat terganggu. Dengan begitu, operasional setiap divisi yang menggerakkan perusahaan akan terdisrupsi pula.
Ironisnya, laman American School & Universities menyebut, hampir 70 persen permasalahan jaringan disebabkan oleh pemilihan kabel yang tidak sesuai, koneksi buruk, hingga masalah instalasi.
Kondisi tersebut tidak lepas dari adanya anggapan bahwa kabel hanya bersifat perantara sehingga tidak memerlukan perlakuan yang serius. Padahal, metode instalasi yang tepat menjadi pondasi awal dalam membangun suatu jaringan.
Baca Juga: Tiga Tahun Berkiprah, DANA Jadi Aplikasi Finansial No. 1 di Q2 2021
Dikutip dari laman Plant Services, (21/7/2021) apabila perusahaan memiliki jaringan pengkabelan yang sesuai, performa koneksi maupun daya tahan kabel dapat berjalan maksimal. Instalasi kabel yang rapi dan sesuai juga akan mempermudah penggantian kabel apabila diperlukan.
Selain itu, instalasi kabel jaringan umumnya memerlukan keahlian. Namun, tidak semua perusahaan mengandalkan tenaga ahli. Sering kali tenaga IT yang melakukan instalasi tersebut. Untuk menghemat biaya pemeliharaan, instalasi menggunakan metode pengkabelan terstruktur.
Sebagai informasi, pengkabelan terstruktur solusi desain jaringan yang terdiri dari sejumlah elemen pendukung, seperti kabel, panel patch, rak, dan port yang nantinya mendukung koneksi terintegrasi ke berbagai sudut dan lantai bangunan.
Melalui pengkabelan terstruktur, perusahaan dapat menekan biaya listrik dan pemeliharaan. Tidak hanya itu, struktur kabel yang tertata juga membuat perusahaan lebih hemat waktu dalam proses implementasi, serta meminimalisasi risiko downtime.
Baca Juga: Jangan Ketinggalan!, Ini Aneka Promo Menarik Ajang Shope 8.8
Manfaat lainnya, pengkabelan terstruktur juga dapat mendukung berbagai penggunaan perangkat komputasi maupun perangkat IoT yang dioperasikan dari jarak jauh.
Namun, sebelum melakukan proses teknis, beberapa hal fundamental harus dipersiapkan terlebih dahulu. Sebagai gambaran, berikut pedoman pengkabelan terstruktur yang perlu diperhatikan perusahaan sebelum membangun jaringan.
1. Memilih dan mengukur kabel
Kabel jaringan yang tepat menjadi kunci utama dalam implementasi jaringan. Oleh sebab itu, perusahaan harus menentukan apakah jenis kabel apa yang ingin digunakan. Untuk kebutuhan implementasi, perusahaan dapat menggunakan kabel fiber optik atau kabel coaxial.
Untuk kebutuhan internet berkecepatan tinggi, perusahaan dapat menggunakan kabel category (CAT) 8 dengan kecepatan hingga 40 Gbps atau kabel CAT 6A dengan kecepatan hingga 10 Gbps.
Baca Juga: Cakap & Program Bangkit Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris 3000 SDM TI
Mengingat ukuran ruangan kantor cukup bervariasi, perusahaan juga perlu memperhitungkan kebutuhan panjang kabel di setiap sudut ruangan. Tim IT dapat membuat blueprint atau denah ruangan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi perangkat yang digunakan.
Dengan cara ini, tim IT juga dapat mencegah kekusutan kabel yang juga kerap memengaruhi performa pada kabel itu sendiri.
2. Mempertimbangkan rencana masa depan
Selain masalah teknis, rencana masa depan juga perlu dipertimbangkan dalam instalasi kabel jaringan. Untuk itu, perusahaan harus memastikan jika desain jaringan masih memiliki ruang untuk perluasan sehingga tidak mengganggu kinerja di masa depan
Jika kabel diletakkan di bagian atap, pastikan kabel sudah dipasang dengan benar sehingga tidak mengganggu jalur listrik maupun akses reparasi. Tim IT dapat menggunakan baki kabel, keranjang, atau kabel catenary sebagai alternatif pengelompokan kabel agar tetap rapi.
Baca Juga: Gandeng PermataBank, Moxa Luncurkan Fitur Buka Tabungan di Aplikasi
Begitu pun ketika kabel ditanam di dinding atau lantai, pastikan kabel masih menyediakan ruang kosong sehingga perusahaan tidak perlu merombak ulang tata letak jaringan apabila terdapat perangkat baru atau ketika tembok dan lantai akan direnovasi.
3. Dokumentasi
Guna mempermudah proses perbaikan dan pemeliharaan di masa depan, dokumentasi menjadi penting. Perusahaan dapat mendata jenis dan tipe kabel yang digunakan beserta panjang dari masing-masing kabel.
Perusahaan juga bisa memberi label atau kode warna pada setiap kabel yang berisi waktu pembelian maupun pemasangan. Jika perlu, siapkan dokumentasi cadangan bersama dengan catatan dan kendala teknis yang pernah dihadapi sebagai referensi apabila kasus serupa terulang kembali.
4. Testing
Hal terakhir yang tak kalah penting dalam membangun jaringan adalah testing. Pengetesan kabel jaringan wajib dilakukan sebelum proses, selama, dan sesudah.
Baca Juga: Begini Cara TikTok Ajarkan UKM Lokal Maju Bersama di Era Digital
Untuk diketahui, proses penyambungan kabel dapat memicu terjadinya penurunan kecepatan pada beberapa kabel. Dalam beberapa kasus, malfungsi hardware juga bisa berpengaruh terhadap kinerja dari kabel-kabel yang ada di dalamnya.
Guna mencegah hal tersebut, tim IT dapat mengukur terlebih dahulu kecepatan kabel sebelum dipasang dan setelah dipasang.
Salah satu cara untuk mengetahui berbagai kondisi kabel adalah dengan menggunakan perangkat khusus yang mampu menentukan kinerja kabel. Salah satu perangkat tersebut adalah LinkIQ™ Cable + Network Tester dari Fluke.
LinkIQ™ Cable + Network Tester
Untuk diketahui, LinkIQ™ merupakan perangkat pengukur kinerja kabel dan jaringan yang telah teruji dan dipercaya untuk melakukan pengukuran jaringan di seluruh dunia. Dengan menggunakan alat ini, tim IT dapat mengetahui apakah kabel maupun koneksi jaringan terhubung dengan benar.
LinkIQ™ memiliki cara kerja berupa memvalidasi kinerja kabel menggunakan pengukuran berbasis frekuensi. Dengan cara ini, tim IT dapat mengetahui bandwidth maksimal yang dimiliki kabel sekaligus kendala-kendala yang mungkin terjadi di dalam jaringan.
Begitupun ketika tim IT ingin mengetahui port koneksi, perangkat dapat mengirim sinyal untuk menyalakan indikator koneksi para sakelar port secara otomatis.
Tim IT juga bisa menggunakan metode paket LLDP atau CDP untuk menentukan nama sakelar, nomor port, dan LAN virtual (VLAN). VLAN sendiri berguna untuk memonitor traffic perangkat IoT, jaringan, hingga akses poin nirkabel.
Baca Juga: Tiga Tahun Berkiprah, DANA Jadi Aplikasi Finansial No. 1 di Q2 2021
Terkait dengan media transmisi daya atau power over internet (PoE) perangkat nirkabel, LinkIQ™ dapat melakukan pengujian PoE di outlet kabel, port switch, atau melalui perangkat titik akses nirkabel.
Adapun cakupan pengujian mencakup identifikasi kelas pasokan PoE, menggunakan uji beban untuk memverifikasi kelayakan pasokan PoE, serta uji daya listrik hingga 90 watt sesuai dengan standar IEEE 802.3bt
Untuk keperluan dokumentasi, LinkIQ™ sanggup menyimpan 1.000 tes dalam satu perangkat. Proses transfer data dilakukan melalui software LinkWare PC yang bisa dipasang langsung ke dalam komputer pengguna.
Sebagai pelengkap tes, LinkIQ™ dibekali dengan remote id #1, kabel patch rj45-rj45, pengisi daya AC, coupler universal rj45/11, dan tas pembawa. Dengan penggunaan LinkIQ™ perusahaan bisa membangun dan memperbaiki kendala teknis jaringan tanpa perlu memanggil teknisi profesional.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai spesifikasi teknis dan lokasi pembelian, Anda dapat mengunjungi laman Fluke di sini.