AI Sebagai Pelatih
Dengan AI, sepatu pun bisa menjadi “pelatih” lari berkat teknologi berbasis AI yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama Runvi. Membekal kemampuan AI, sepatu-sepatu tersebut dilengkapi 30 pressure point pada dua sol-nya dan sebuah akselerator yang bertugas mengumpulkan data tentang cara berlari si pengguna.
Sepatu ini juga memiliki “otak” yang dinamai Core dan yang menenagai sensor dan menyimpan data sebelum mengirimkannya ke smartphone pengguna. Setelah data terkumpul, aplikasi akan “melatih” pengguna sepatu berlari dengan benar. Ia akan menampilkan data-data usai pengguna berlatih lari. Aplikasi juga akan memberikan tips sebelum pengguna mulai berlatih lari.Tips diformulasikan berdasarkan hasil analisis data-data tentang gaya berlari si pengguna.
Contoh penerapan AI lainnya datang dari startup Boltt, pengembang sepatu bermerek ‘B’. Boltt menggunakan AI untuk menyajikan dynamic audio feedback terpersonalisasi berdasarkan data real time kinerja dan latihan yang dilakukan pengguna. Proses ini ditunjang oleh kecerdasan sepatu Boltt yang berupa rule, algoritme, dan machine learning yang sangat kompleks. Dengan mencatat aktivitas harian, termasuk deteksi otomatis sleep/rest sepanjang hari, sepatu cerdas ini membantu penggunanya tetap di jalur yang tepat untuk mewujudkan target kebugarannya.
Ada pula perusahaan yang mengembangkan sepatu dengan SmartSoles yang mampu melacak keberadaan penderita Alzheimer atau penyakit demensia lainnya, penderita autisme, dan orang yang mengalami luka traumatis pada otak yang cenderung mengalami disorientasi saat bepergian sendirian. Sepatu yang memiliki sistem GPS ini juga dapat dipakai oleh orang yang berpotensi mengalami penculikan, seperti wartawan, staf di pemerintahan, dan para eksekutif perusahaan.