Find Us On Social Media :

AS Habiskan Rp27 Triliun Buang Peralatan Huawei dari Jaringan Nasional

By Adam Rizal, Rabu, 29 September 2021 | 13:30 WIB

Huawei Dilarang di AS

Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) akan memberlakukan program ganti rugi senilai USD1,9 miliar atau Rp27 triliun kepada operator telekomunikasi AS untuk mengganti peralatan perusahaan China.

AS menganggap peralatan perusahaan China sebagai ancaman keamanan nasional seperti Huawei dan ZTE.

Sebelumnya, FCC menetapkan Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi dan melarang perusahaan AS memanfaatkan dana pemerintah senilai US$8,3 miliar (Rp118,3 triliun) untuk membeli peralatan dari perusahaan tersebut

FCC telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan operator telekomunikasi AS untuk mengganti peralatan ZTE dan Huawei Desember lalu.

Masalahnya, biaya penggantian peralatan Huawei dan ZTE sangat mahal dan operator telekomunikasi AS kesulitan menemukan pekerja yang sanggup melepas dan mengganti peralatan Huawei ataupun ZTE.

Pada September 2020, FCC memperkirakan akan menelan biaya US$1,837 miliar atau Rp26,6 triliun untuk mengganti peralatan Huawei dan ZTE dari jaringan telekomunikasi AS seperti dikutip Reuters.

Pada bulan Maret, FCC menetapkan lima perusahaan Cina sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah undang-undang 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS.

Pada Agustus 2020, pemerintah AS melarang agen federal membeli barang atau jasa dari salah satu dari lima perusahaan Cina. Perusahaan Cina yang terkena dampak aturan ini adalah Huawei, ZTE, Hytera Communications Corp, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co, dan Zhejiang Dahua Technology Co.

Meng Wanzhou Bebas

Akhirnya, Putri pendiri perusahaan telekomunikasi Huawei, Meng Wanzhou dibebaskan Kanada pada Jumat, 24 September 2021. Sebelumnya, Meng ditangkap di Bandara Internasional Vancouver atas perintah otoritas AS pada 1 Desember 2018.

Wanzhou yang juga menjabat sebagai direktur keuangan di perusahaan telekomunikasi China itu, telah menjalani tahanan rumah di Kanada selama tiga tahun. Meng Wanzhou menjalani hukuman di sebuah rumah mewah di sebuah kota di Kanada Barat dengan gelang kaki untuk memantau pergerakannya.

Dia dibebaskan dalam sidang pengadilan Vancouver dan langsung terbang ke Shenzhen untuk kembali ke China. Pembebasan Meng Wanzhou menyusul kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS untuk menangguhkan tuduhan penipuan terhadap dirinya. Akibat tuduhan itu hubungan AS dan Kanada dengan pemerintah China memburuk.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada kedutaan besar China di Kanada atas dukungan mereka yang terus-menerus," kata Meng kepada wartawan setelah sidang di Vancouver.

"Selama tiga tahun terakhir, hidup saya terbalik. Itu adalah waktu terberat bagi saya sebagai ibu, istri dan eksekutif perusahaan," katanya seperti dikutip Reuters.

Penangkapan Meng Wanzhou membuat China marah dan menuduh AS sengaja melakukan serangan politik terhadap salah satu raksasa teknologi Asia. Beijing juga menuduh Ottawa dan Washington melakukan tawar menawar dengan penangkapan Meng.

Meng Wanzhou (49) sendiri adalah putri Ren Zhengfei, miliarder pendiri pemasok peralatan telekomunikasi terkemuka dunia Huawei. Selain sebagai anak pendiri Huawei, ia disebut sebagai pemimpin masa depan perusahaan tersebut.

AS menuduh Meng melakukan penipuan terhadap bank HSBC dan melanggar sanksi AS terhadap Iran karena anak perusahaan Huawei menjual perlengkapan ke Iran.

Dibebaskannya Meng Wanzhou, merupakan barter atas pembebasan dua pengusaha Kanada yang ditawan di China.

Pada Jumat malam, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan bahwa kedua pengusaha ini akan segera kembali ke Kanada setelah dibebaskan oleh China. Kedua orang itu adalah mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor.

"Mereka meninggalkan wilayah udara China dan sedang dalam perjalanan pulang," katanya pada konferensi pers di Ottawa.