Find Us On Social Media :

Survei: Microsoft Jadi Merek Paling Dibenci di Indonesia, Kok Bisa?

By Adam Rizal, Minggu, 3 Oktober 2021 | 14:30 WIB

Ilustrasi Microsoft

Seperti manusia, sebuah brand atau merek juga memiliki "haters" atau sekelompok orang yang tidak suka terhadapnya. Hal itu membuat RAVE Review mencoba menganalisis beberapa merek perusahaan dunia yang dibenci di berbagai negara.

Untuk Indonesia, Microsoft menjadi merek dengan label "paling dibenci" menurut hasil laporan RAVE Review. Tingkat kebencian orang Indonesia terhadap Microsoft tercatat sebesar 51,35 persen. Tidak hanya di Indonesia, berdasarkan riset tersebut, Microsoft juga menjadi merek paling tidak disukai di 22 negara, termasuk di markas besarnya, Amerika Serikat.

Paling dibenci di dunia

Hal itu menjadikan Microsoft yang terkenal sebagai pembuat OS Windows itu, merek teknologi "paling dibenci" di seluruh dunia.

"Di dunia, di mana banyak orang memiliki iPhone dan MacBook, tidak heran jika Microsoft menjadi salah satu merek paling dibenci di seluruh dunia," tulis RAVE Review dalam lamannya.

Sebagai perbandingan, Facebook menjadi merek paling dibenci di 14 negara, jumlah yang sama dengan Google.

"Facebook juga mendapat banyak komentar negatif di dunia maya. Mulai dari klaim bahwa platform memiliki banyak masalah privasi, hingga orang yang sekdar tidak percaya dengan Zuckerberg. #DeleteFacebook masih banyak beredar," tulis RAVE.

Facebook tercatat memiliki tingkat kebencian tertinggi di Hong Kong dengan persentase 85 persen. Sementara Apple, rupanya banyak dibenci di Irlandia dan Pakistan dengan masing-masing tingkat kebencian 73 persen dan 64 persen.

Sony menjadi merek global populer yang paling dibenci di 10 negara. Merk Sony bukan cuma merujuk pada gaming, melainkan sebagai produsen elektronik dan juga produser film. RAVE Review membagi merek dalam tiga kategori, yakni gaming, makanan cepat saji, dan teknologi.

Mereka menghimpun data menggunakan alat riset bernama SentiStrength yang mengkalkulasi lebih dari satu juta twit positif maupun negatif terkait masing-masing merek. Merek yang memiliki kurang dari sepuluh twit tidak masuk dalam survei.

Riwayat tidak menyenangkan

Tidak dijelaskan lebih rinci variabel apa yang digunakan untuk menunjukan "tingkat kebencian" dari sebuah merek.

Namun, di Indonesia sendiri, nama Microsoft memang memiliki riwayat yang kurang menyenangkan di benak warganet Tanah Air.

Bermula saat perusahaan yang bermarkas di Redmond, Washington, AS itu merilis laporan Digital Civility Index (DCI) yang memuat daftar negara berdasarkan tingkat kesopanan. Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei.

Artinya, Indonesia masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat kesopanan digital yang rendah di dunia. Bahkan, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan terbawah. Warganet Indonesia kemudian merespons survei ini. Salah satunya dengan membanjiri kolom komentar akun Instragram resmi Microsoft dengan nada negatif.

Hal ini seolah membenarkan label "tidak sopan" sebagaimana hasil survei Microsoft. Bahkan, akun resmi Microsoft sampai harus menutup kolom komentar untuk membendung ujaran kebencian dari Indonesia.