Find Us On Social Media :

Kaspersky: Karyawan Kini Sudah Lebih Nyaman Bekerja Jarak Jauh

By Liana Threestayanti, Rabu, 3 November 2021 | 14:00 WIB

Kaspersky: meski mengalami peningkatan beban kerja akibat sistem kerja jarak jauh, karyawan kini merasa lebih nyaman bekerja jarak jauh.

Satu tahun setelah lockdown, meski mengalami peningkatan beban kerja akibat sistem kerja jarak jauh, karyawan kini merasa lebih nyaman bekerja jarak jauh.

Survei Kaspersky baru-baru ini yang melibatkan 4.303 pekerja sektor TI mengungkapkan bahwa 54 persen karyawan mengaku mengalami peningkatan beban kerja setelah mereka beralih ke sistem kerja jarak jauh (remote working), termasuk kerja di rumah. Sebanyak 18 persen di antaranya menggambarkan peningkatan beban kerja yang signifikan. 

Meski begitu, 64 persen responden mengatakan, mereka tidak lagi merasa kelelahan akibat bekerja jarak jauh. Fakta lain mengungkapkan bahwa 36 persen melaporkan memiliki lebih banyak energi saat bekerja di rumah, dan 28 persen tidak melihat perbedaan antara work from office dan work from home. 

Terkait stabilitas emosional, 67 persen melaporkan merasa lebih nyaman bekerja dari jarak jauh atau tidak mengalami peningkatan kecemasan akibat lembur. Sementara 41 persen responden bahkan merasa lebih nyaman bekerja dari rumah.

Jika kita menengok ke awal pandemi, digitalisasi interaksi karyawan merupakan salah satu perubahan tercepat yang terjadi di lingkungan organisasi. Saat itu, masih menurut survei Kaspersky, 82 persen jajaran manajerial khawatir bahwa transisi cepat ini akan menyebabkan penurunan produktivitas. Sementara 69 persen pekerja saat itu mengklaim bahwa bekerja jarak jauh telah memengaruhi kondisi emosional mereka secara negatif.

Survei ini juga mengungkapkan solusi kerja jarak jauh yang mendapat sambutan positif dari para karyawan. Salah satunya adalah model kerja hybrid. Format ini sangat disukai di kalangan para tenaga kerja, dengan hampir separuh karyawan (45%) beralih ke model kerja ini pada pertengahan 2021.

Solusi lain yang disambut baik adalah penerapan praktik kesejahteraan perusahaan. Kaspersky menyatakan bahwa banyak bisnis mencari berbagai cara demi membantu mengelola kesejahteraan sumber daya manusia dari potensi kelelahan dalam bekerja. 

Hal itu tergambar dalam hasil survei Kaspersky yang menemukan, 80 persen perusahaan berinvestasi pada kursus pelatihan untuk meningkatkan keterampilan inti, seperti manajemen dan ketepatan waktu (31%). Perusahaan juga menawarkan fasilitas, seperti cuti berbayar tambahan atau cuti tahunan (30%), dan menyediakan konsultasi dan kursus kesehatan online (29%). 

Namun, laporan tersebut juga menunjukkan masih ada tugas yang harus dibenahi untuk mengurangi peningkatan beban kerja di antara para pekerja jarak jauh. Hanya 45% perusahaan yang telah melakukan setidaknya satu tindakan praktikal, seperti otomatisasi operasi keamanan atau merekrut staf tambahan untuk mengatasi kelelahan karyawan.

Menurut Marina Alekseeva, Chief Human Resources Officer, Kaspersky, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua masalah dalam mengembangkan program kesejahteraan karyawan. Ada pun program yang dimaksud  tersebut dapat mencakup bantuan psikologis dan praktik konsultasi, program kebugaran, dan layanan konsultasi hukum dan keuangan untuk membantu karyawan mengatasi situasi yang sulit. 

“Namun, penting bagi perusahaan menciptakan budaya yang dapat membuat karyawan nyaman untuk membicarakan keadaan emosional atau masalah mereka dengan manajer atau mitra bisnis SDM mereka,” imbuh Marina.

Kaspersky sendiri telah menerapkan berbagai program, seperti pulse survey untuk menilai bagaimana perasaan karyawan dan bagaimana perusahaan dapat membantu. Kaspersky juga menyediakan layanan kesehatan, kebugaran, dan dukungan psikologis serta menciptakan platform khusus untuk relaksasi digital. “Cyber ​​Spa dari Kaspersky diharapkan dapat membantu karyawan kami dan audiens eksternal untuk tetap merasa rileks dari hiruk pikuk kehidupan dan beristirahat di tengah kesibukan mereka,” ungkap Marina Alekseeva.