Find Us On Social Media :

Oracle: Pekerja di APAC Percaya AI & Robot Dukung Pengembangan Karier

By Liana Threestayanti, Selasa, 2 November 2021 | 22:00 WIB

Ilustrasi HR, SDM

Peran Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan sumber daya manusia kian nyata setelah pandemi.

Studi terbaru Oracle yang berjudul AI@Work menemukan bahwa orang ingin memanfaatkan AI dan robot untuk mendukung pengembangan karirnya.

Lebih dari satu tahun berada dalam situasi lockdown dan tidak menentu akibat pandemi, para pekerja di Asia Pasifik mengalami kekacauan emosi. Mereka merasa tidak dapat mengontrol diri dan karirnya lagi, menurut hasil studi terbaru Oracle dan firma HR research dan advisory, Workplace Intelligence.

Pandemi berdampak pada 80 persen pekerja di Asia Pasifik. Ada yang terdampak secara keuangan (31%), mengalami penurunan kesehatan mental (29%), tidak memiliki motivasi karier (25%), semakin kesepian (25%), dan merasa tidak terkoneksi dengan kehidupan pribadinya (22%).

Sementara jumlah pekerja yang merasa tidak mampu mengontrol kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya meningkat 50 persen dibanding saat awal pandemi. Mereka mengaku kehilangan kontrol terhadap kehidupan pribadinya (47%), terhadap masa depan (46%), dan terhadap keuangan (45%). Bahkan 77 persen dari responden merasa “mentok”  dalam kehidupan pribadinya.

Namun berita baiknya, 78 persen pekerja merasa perusahaan menjadi lebih perhatian karena bersikap lebih melindungi kesehatan mental karyawan daripada sebelum pandemi. 

Meski dirundung berbagai masalah, para pekerja di Asia Pasifik ternyata ingin mengubah kehidupan profesionalnya. Ada tiga hal yang menjadi prioritas mereka: work-life balance (43%), kesehatan mental (38%), dan fleksibilitas tempat kerja (34%).

Menyambut tahun 2022, pengembangan kemampuan profesional menjadi top of mind para responden. Bahkan, demi peluang karir yang lebih banyak, mereka tak segan kehilangan benefit utama dalam pekerjaan, seperti aturan kerja fleksibel (60%); waktu liburan (55%); dan bahkan bonus-bonus berupa uang (52%) atau sebagian dari gaji mereka (48%).

Di tengah dinamika tempat kerja yang terus berubah, perusahaan harus memberikan lebih banyak perhatian terhadap kebutuhan karyawan dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung karyawan dengan lebih baik. 

Karena menurut studi Oracle, 89 persen responden berharap teknologi dapat membantu merekomendasikan cara-cara mempelajari skill baru (40%); mengidentifikasi skill yang perlu dikembangkan (39%); dan menyediakan langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan karier  (37%).

Ditambah lagi, 88 persen responden percaya robot akan mendukung karier mereka daripada manusia, karena robot dapat memberikan rekomendasi yang tidak bias (41%), dapat mengarahkan pada sumber daya yang sesuai dengan skill atau gol yang dimiliki saat ini (38%), atau menjawab pertanyaan tentang karier dengan cepat (37%).

Namun orang percaya manusia masih memiliki peran kritis dalam pengembangan karir dan manusia lebih baik dalam memberikan saran berdasarkan pengalaman pribadi (45%); mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (43%); dan menelaah resume dengan lebih mendalam sehingga dapat merekomendasikan pekerjaan yang sesuai kepribadian (39%). Sebanyak 61 persen karyawan cenderung bertahan di perusahaan yang memanfaatkan teknologi canggih, seperti AI, untuk mendukung perkembangan karirnya.