"Misi Truecaller adalah membangun kepercayaan dalam komunikasi. Sebagai platform global terkemuka yang dapat memverifikasi kontak serta memblokir komunikasi yang tidak diinginkan, kami dengan bangga secara resmi meluncurkan kampanye perusahaan terbaru yakni #KnowYourCaller. Kami berharap masyarakat tidak hanya dapat merasakan manfaat dari kampanye ini, namun hal terpenting penting adalah kami berharap dapat turut berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dalam komunikasi sehari-hari," tambah Hitesh.
AppAnnie telah menempatkan Truecaller sebagai aplikasi komunikasi teratas di India, dan menjadi salah satu dari tiga besar aplikasi di Mesir dan Israel. Aplikasi ini juga termasuk di antara 10 teratas di 20 negara lainnya, termasuk Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan.
Truecaller memungkinkan percakapan yang aman dan nyaman di antara pengguna serta sangat efisien bagi bisnis untuk terhubung dengan konsumen. Truecaller merupakan bagian penting dari komunikasi sehari-hari untuk lebih dari 280 juta pengguna aktif di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah miliar unduhan sejak diluncurkan.
Studi Kasus Mengenai Scam di Indonesia 1
Anisa, seorang karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta menjadi korban penipuan via ponsel bermodus kartu kredit. Peristiwa yang terjadi pada bulan Januari 2021 ini bermula ketika dirinya menerima panggilan dari nomor telepon tidak dikenal yang mengaku sebagai petugas dari salah satu bank ternama dan memintanya untuk melakukan verifikasi data dan menginfokan nomor OTP. Akibat kejadian ini dirinya mengalami kerugian sebesar IDR 21,000,000.
Meski sudah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak kerugian, mulai dari melakukan pemblokiran, membuat delik aduan ke kantor polisi dan juga menghubungi beberapa e-commerce untuk membatalkan sejumlah transaksi yang dilakukan oleh si penipu dengan menggunakan kartu kredit miliknya. Namun, dari upayanya tersebut tidak banyak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Studi Kasus Mengenai Scam di Indonesia 2
Mewakili ibundanya, Gita, karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta, bercerita bahwa beberapa tahun lalu ibundanya mengalami peristiwa penipuan melalui ponsel. Penelepon yang mengaku sebagai karyawan dari salah satu bank ternama menginformasikan bahwa Ibunda Gita telah berhasil memenangkan hadiah dari bank tersebut dan memintanya untuk mentransfer sejumlah uang untuk menebus hadiah tersebut. Kejadian ini membuat Ibunda Gita terpaksa kehilangan uang sebesar IDR 20.000.000.
Tidak banyak yang dilakukan keluarga Gita setelah sang Ibu mengalami penipuan tersebut. Mereka hanya menghubungi bank dan meminta penjelasan mengenai pengembalian uang yang hilang akibat penipuan yang dialami Ibunya. Namun sayang, pihak bank tidak dapat membantu dikarenakan transfer dilakukan langsung oleh pemilik rekening, yaitu Ibu Gita sendiri.