Find Us On Social Media :

Begini Cara Truecaller Hadapi Ancaman Penipuan Ponsel di Indonesia

By Adam Rizal, Senin, 8 November 2021 | 19:02 WIB

Truecaller

Privasi dan keamanan data telah menjadi perhatian bersama di Indonesia. Beranjak dari hal tersebut, Truecaller, platform untuk verifikasi nomor telepon tak dikenal dan memblokir panggilan spam kembali memperkuat komitmennya dalam menghadirkan rasa aman bagi pengguna ponsel dalam berkomunikasi dengan menginisiasi sebuah kampanye bertajuk #KnowYourCaller, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan penipuan via telepon dan membantu mereka untuk merasakan pengalaman komunikasi yang aman dan efisien. 

Adapun sebagai salah satu rangkaian kegiatan dari Kampanye ini, Truecaller membuat seri video kampanye menarik yang diperuntukan khusus untuk masyarakat Indonesia, bertajuk Wolf in Sheep's Clothing (Penipu Berbulu Domba) dan bekerjasama dengan para aktor dan artis ternama Indonesia, yakni Yayan Ruhian, Dinda Kanya Dewi, dan Billy Boedjanger. Masing-masing dari mereka memerankan serigala penipu yang menyamar sebagai domba yang polos. Melalui dukungan para aktor dan artis luar biasa ini, karakter yang diperankan pun menjadi lebih hidup.

"Indonesia merupakan pangsa pasar prioritas bagi Truecaller. Berdasarkan hasil penelitian kami, Indonesia menjadi salah satu negara dengan panggilan spam terbanyak di dunia. Untuk itu, kami menjalankan misi untuk menghadirkan komunikasi yang lebih aman bagi semua pengguna ponsel di Indonesia dengan meminimalisir panggilan spam dan penipuan yang hingga saat ini masih kerap terjadi di Indonesia. Adapun ide di balik kampanye ini adalah untuk mengingatkan masyarakat terhadap ancaman tersebut agar mereka tidak menjadi korban. Truecaller dapat mengidentifikasi secara tepat antara panggilan yang terpercaya dengan panggilan yang bermaksud untuk mencelakai secara finansial, emosional, hingga fisik.” ujar Hitesh Raj Bhagat, Global Head of Corporate Communications di Truecaller.

Berbicara tentang kampanye terbaru, Anish Daryani, Pendiri dan Presiden Direktur, M&C Saatchi Indonesia, mengatakan "Truecaller merupakan brand yang dilandasi oleh oleh tujuan yang kuat, berfokus untuk menciptakan keamanan dalam berkomunikasi bagi seluruh masyarakat di dunia. Ancaman dari panggilan spam ini sudah lazim terjadi di Indonesia, seiring dengan minimnya regulasi untuk mengendalikannya. Di sinilah Truecaller memainkan peran penting bagi kehidupan seluruh masyarakat dengan memberikan pilihan untuk tetap terlindung dari panggilan serta pesan spam dan penipuan. Kami, M&C Saatchi, berfokus untuk menciptakan karya yang dapat mengarahkan pada perubahan positif dalam masyarakat, sebagaimana yang disampaikan dalam kampanye #KnowYourCaller. Secara pribadi, saya pun menggunakan aplikasi ini karena dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan bagi pengguna.”

Di sisi lain, aktor sekaligus ahli bela diri Indonesia Yayan Ruhian yang telah berperan di berbagai film box office terkenal seperti The Raid, The Raid 2 dan Star Wars: The Force Awakens mengatakan, "Truecaller merupakan TVC ketiga yang saya perankan. Saya tertarik karena produk dan konsepnya sangat berbeda dari sebelumnya. Melihat storyboard yang dikirim beberapa hari sebelum syuting, terus terang membuat saya semakin tertarik karena merasa ini adalah tantangan. Dan dalam ukuran skala produksi, saya yakin akan dilakukan dengan sangat baik. Saya secara pribadi puas dengan hasilnya. Setelah dirilis, saya menerima banyak respon dan hampir semuanya positif, tidak hanya dari publik Indonesia tetapi juga dari luar.”

Lebih lanjut Yayan menambahkan, " Saya sangat berhati-hati dalam menerima telepon dari nomor yang tidak tersimpan di kontak saya. Dulu, kebanyakan malah saya abaikan. Padahal, tidak sedikit yang ternyata adalah panggilan penting dari keluarga, relasi maupun kawan. Namun, sejak menginstall Truecaller, saya sangat terbantu dalam menyaring panggilan yang masuk ke handphone.”

Menurut Laporan Truecaller Insights 2020, setiap orang Indonesia rata-rata menerima panggilan spam sebanyak 18,3 panggilan setiap bulannya. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Indonesia adalah negara penerima panggilan spam tertinggi di kawasan Asia dan berada di peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah panggilan spam terbanyak. 

Berdasarkan data Kepolisian Negara Republik Indonesia dari tahun 2019, jenis kejahatan siber yang paling umum terjadi adalah penipuan. Beberapa saluran yang digunakan oleh penipu yakni berupa email, situs web, media sosial dan telepon. Total kerugian yang disebabkan oleh penipuan email pada tahun 2019 dilaporkan lebih dari Rp 144 miliar. Sementara itu, total kerugian penipuan melalui situs e-commerce mencapai lebih dari Rp 73 miliar.

Truecaller memiliki kemampuan serta pengalaman dalam mengukur dan memenuhi permintaan pengguna, khususnya pada ranah digital. Di Amerika, transaksi penipuan online diperkirakan menghasilkan kerugian hingga USD 30 miliar per tahun. Tahun lalu Truecaller berhasil memblokir dan mengidentifikasi 31,3 miliar panggilan spam dan 12,8 miliar SMS spam secara global. 

"Misi Truecaller adalah membangun kepercayaan dalam komunikasi. Sebagai platform global terkemuka yang dapat memverifikasi kontak serta memblokir komunikasi yang tidak diinginkan, kami dengan bangga secara resmi meluncurkan kampanye perusahaan terbaru yakni #KnowYourCaller. Kami berharap masyarakat tidak hanya dapat merasakan manfaat dari kampanye ini, namun hal terpenting penting adalah kami berharap dapat turut berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dalam komunikasi sehari-hari," tambah Hitesh.

AppAnnie telah menempatkan Truecaller sebagai aplikasi komunikasi teratas di India, dan menjadi salah satu dari tiga besar aplikasi di Mesir dan Israel. Aplikasi ini juga termasuk di antara 10 teratas di 20 negara lainnya, termasuk Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan.

Truecaller memungkinkan percakapan yang aman dan nyaman di antara pengguna serta sangat efisien bagi bisnis untuk terhubung dengan konsumen. Truecaller merupakan bagian penting dari komunikasi sehari-hari untuk lebih dari 280 juta pengguna aktif di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah miliar unduhan sejak diluncurkan.

Studi Kasus Mengenai Scam di Indonesia 1

Anisa, seorang karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta menjadi korban penipuan via ponsel bermodus kartu kredit. Peristiwa yang terjadi pada bulan Januari 2021 ini bermula ketika dirinya menerima panggilan dari nomor telepon tidak dikenal yang mengaku sebagai petugas dari salah satu bank ternama dan memintanya untuk melakukan verifikasi data dan menginfokan nomor OTP. Akibat kejadian ini dirinya mengalami kerugian sebesar IDR 21,000,000.

Meski sudah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak kerugian, mulai dari melakukan pemblokiran, membuat delik aduan ke kantor polisi dan juga menghubungi beberapa e-commerce untuk membatalkan sejumlah transaksi yang dilakukan oleh si penipu dengan menggunakan kartu kredit miliknya. Namun, dari upayanya tersebut tidak banyak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Studi Kasus Mengenai Scam di Indonesia 2

Mewakili ibundanya, Gita, karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta, bercerita bahwa beberapa tahun lalu ibundanya mengalami peristiwa penipuan melalui ponsel. Penelepon yang mengaku sebagai karyawan dari salah satu bank ternama menginformasikan bahwa Ibunda Gita telah berhasil memenangkan hadiah dari bank tersebut dan memintanya untuk mentransfer sejumlah uang untuk menebus hadiah tersebut. Kejadian ini membuat Ibunda Gita terpaksa kehilangan uang sebesar IDR 20.000.000.

Tidak banyak yang dilakukan keluarga Gita setelah sang Ibu mengalami penipuan tersebut. Mereka hanya menghubungi bank dan meminta penjelasan mengenai pengembalian uang yang hilang akibat penipuan yang dialami Ibunya. Namun sayang, pihak bank tidak dapat membantu dikarenakan transfer dilakukan langsung oleh pemilik rekening, yaitu Ibu Gita sendiri.