Find Us On Social Media :

Lima Cara Melindungi Smartphone Samsung Anda dari Serangan Siber

By Rafki Fachrizal, Senin, 22 November 2021 | 16:15 WIB

Ilustrasi Samsung Knox

Smartphone telah menjadi perangkat penting yang sering digunakan orang-orang di seluruh dunia untuk mendukung aktivitas sehari-hari mereka mulai dari bekerja hingga mencari hiburan.

Bagi sebagian orang, smartphone bahkan menjadi satu-satunya barang yang kita bawa keluar rumah, menggantikan laptop, bahkan dompet untuk melakukan pembayaran transaksi secara digital.

Meskipun saat ini kebanyakan orang telah sadar akan bahaya yang dimunculkan peretas (hacker) terhadap laptop dan komputer, kita juga perlu menyadari bahwa smartphone juga rentan terhadap cyber attack (serangan siber.)

Itulah mengapa menjaga keamanan smartphone menjadi lebih penting, dan Samsung pun terus berinovasi untuk melindungi konsumen dan data konsumen dari ancaman yang muncul.

Miliaran smartphone di seluruh dunia saat ini dipenuhi dengan data pribadi dan data bisnis yang sensitif, memberikan peluang tak terbatas bagi para peretas untuk mencuri dan menjual informasi pribadi tersebut.

Faktanya, perusahaan keamanan siber, IronNet, melaporkan bahwa serangan siber telah meningkat sebanyak 168% antara Mei 2020 dan Mei 2021, dan serangan terhadap smartphone menjadi salah satu ancaman keamanan siber terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Perusahaan Samsung berkomitmen untuk menjaga penggunanya agar tetap aman dan terlindungi lewat fitur Samsung Knox.

Berikut ini lima skenario potensi serangan siber yang dapat terjadi ketika keamanan di smartphone Samsung Anda terganggu – dan bagaimana Samsung Knox melindungi dari ancaman ini.

Skenario 1 Serangan Siber: Akses backdoor tanpa persetujuan

Di luar Samsung, pengembang secara rutin membuat backdoor atau 'pintu rahasia' untuk aplikasi dan bahkan sistem operasi (OS) seluler sehingga mereka dapat memperoleh akses yang mudah saat perlu melakukan troubleshooting.

Namun, peretas dapat menemukan backdoor ini, yang biasanya melompati satu atau semua pengaman siber pada perangkat yang dimaksud.

Untuk mencegah akses backdoor tanpa persetujuan, jangan mengunduh aplikasi tidak resmi atau tidak sah.

Mengunduh perangkat lunak selain yang dipasang pabrikan sejak awal untuk mendapatkan akses penuh ke sistem operasi perangkat juga dapat mengundang malware atau spyware yang mengarah ke akses backdoor tanpa persetujuan.

Samsung merancang, membuat, dan memvalidasi setiap chip komputer, setiap kabel, dan setiap komponen perangkat keras sebelum menggunakannya untuk memproduksi perangkat pintar di pabrik.

Pendekatan ini memberi Samsung kendali atas desain, manufaktur, dan perakitan, memastikan rantai pasokan aman yang mencegah akses backdoor tanpa persetujuan di perangkat Samsung.

Skenario 2 Serangan Siber: Password yang bocor, lemah, atau dipakai ulang

Seiring perkembangan zaman, kita terus membuat akun baru untuk berbagai layanan digital, mulai dari layanan konsultasi dokter online, platform transportasi online hingga e-commerce baru. Tanpa disadari hal ini menyediakan lebih banyak jalan untuk dieksploitasi oleh peretas.

Seperti yang ditemukan oleh IBM di survei Agustus 2021, 86% konsumen di Asia Pasifik mengakui bahwa mereka menggunakan kembali password yang sama di beberapa akun online.

Hal ini merupakan sebuah kebiasaan privasi data yang buruk – dimana satu serangan saja dapat membuat seluruh jejak internet pengguna rentan disalahgunakan peretas.

Perangkat Samsung dilengkapi dengan teknologi otentikasi biometrik, seperti Ultrasonic Fingerprint, sehingga akses ke data pengguna dapat dilindungi meskipun perangkat hilang atau dicuri.

Dikenal sebagai Samsung Pass, alat otentikasi biometrik ini juga memungkinkan pengguna dengan mudah mengakses kredensial masuk tanpa perlu mengingat nama pengguna dan kata sandi yang tak terhitung jumlahnya!

Untuk meningkatkan perlindungan data, Samsung juga telah melengkapi perangkat dengan Knox Vault, prosesor aman yang beroperasi secara independen dari CPU utama.

Knox Vault mengisolasi data biometrik pengguna dengan aman dari bagian lain smartphone penggunanya, sehingga tidak ada yang bisa mendapatkan datanya.

Skenario 3 Serangan Siber: Wi-Fi gratis yang ternyata tidak sepenuhnya gratis

Hotspot Wi-Fi gratis adalah anugerah bagi semua orang yang membutuhkan akses Internet di perangkat seluler mereka untuk bekerja atau bermain.

Namun, layanan Wi-Fi publik memberikan peluang bagi peretas untuk mencuri data, karena data yang Anda kirim melalui web – seperti informasi kartu kredit saat melakukan pembelian online – mungkin jatuh ke tangan peretas melalui jaringan Wi-Fi publik.

Untuk browsing sehari-hari, Secure Wi-Fi di perangkat Samsung mengenkripsi lalu lintas internet keluar dan menonaktifkan pelacakan pada aplikasi dan situs web. Hal ini memungkinkan Anda untuk menjelajah internet dengan aman pada Wi-Fi publik tanpa takut akan pelanggaran keamanan .

Skenario 4 Serangan Siber: Serangan phishing yang mengambil data sensitif 

Phishing adalah jenis serangan di mana penjahat siber mengelabui korbannya untuk menyerahkan informasi sensitif atau memasang malware, menyamar sebagai tautan, lampiran, atau bahkan aplikasi yang sah, di perangkat mereka.

Setelah peretas memiliki akses ke informasi sensitif, mereka dapat menggunakannya untuk meminta tebusan, mencuri informasi pribadi, melakukan kejahatan lain, bahkan melakukan pembelian dengan informasi kartu kredit dari korbannya.

Samsung melindungi penggunanya dari ancaman ini lewat Device Protection di Samsung Device Care yang terus-menerus memindai perangkat dari malware atau aktivitas mencurigakan dan memperingatkan penggunanya di saat salah memasang aplikasi berbahaya melalui deteksi melalui perlindungan McAfee.

Selain itu, Samsung Secure Folder menjaga keamanan data dan mengisolasi aplikasi bermasalah di dalam folder untuk menjauhkan aplikasi dari informasi pribadi pengguna.

Skenario 5 Serangan Siber: Kerentanan zero-day

Mengingat peretas dan penyerang siber terus-menerus mencoba meretas perangkat, mereka selalu waspada terhadap kerentanan zero-day.

Kerentanan zero-day adalah kerentanan dalam sistem atau perangkat yang telah ditemukan tetapi belum ditambal. Ini bisa sangat berbahaya karena penjahat dunia maya menargetkan kelemahan dalam sistem sebelum pengembang atau publik menyadarinya.

Samsung Knox menawarkan perlindungan secara real-time, selalu secara aktif melindungi perangkat dari serangan data atau malware. Ini berarti bahwa upaya tidak sah untuk mengakses atau memodifikasi smartphone pengguna akan diblokir secara real-time.

Saat pengguna melakukan reboot pada smartphone Samsung mereka, Secure Boot diaktifkan untuk mendeteksi perangkat lunak yang tidak sah dan memblokir upaya untuk menyusupi perangkat melalui keamanan berlapis tingkat militer.

Jika smartphone di-boot dalam keadaan tidak disetujui, Samsung Knox akan secara otomatis mengunci aplikasi yang berisi data sensitif seperti Samsung Pass, Secure Folder, atau Samsung Health.

Baca Juga: Bocoran Spek Galaxy Z Fold4 dan Z Flip4, Kamera dan Engsel Baru

Baca Juga: Jadi Target Serangan Siber, 74 Persen UKM Tambah Investasi Keamanan