Find Us On Social Media :

Poly: Tiga Tren Ini Akan Dorong Sistem Kerja Hybrid Working di 2022

By Liana Threestayanti, Jumat, 26 November 2021 | 18:30 WIB

Ilustrasi hybrid working

Infrastruktur yang kolaboratif ini juga akan mendukung adopsi praktik kerja asynchronous. Akibat pendemi, perusahaan-perusahaan juga mengubah praktik perekrutan dan membuka diri terhadap talent pool yang lebih global dan beragam. 

Sementara Industri mengubah cara bekerja, melalui praktik dan proses kerja yang terdesentralisasi sehingga memungkinkan keberlanjutan bisnis yang lebih efektif bagi para tenaga kerja yang mayoritas bekerja dari rumah.

#2: Pemanfaatan AI dan Data Analytics di tempat kerja

Menurut survei Juniper Networks, 95 persen responden mengatakan bahwa kegiatan operasional, produk, dan jasa perusahaannya banyak diuntungkan melalui penerapan teknologi AI. 

Selain untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan operasional yang lebih efisien, para pemimpin perusahaan di berbagai kawasan pun akan mulai mengadopsi AI dan data analytics untuk mendukung dan meningkatkan produktivitas dan juga keamanan para pekerjanya.

Sementara dengan data dan insight, perusahaan dapat memperoleh pemahaman yang lebih objektif mengenai produktivitas pekerja, baik di kantor maupun saat mereka bekerja secara remote. 

Hal ini akan membantu perusahaan dalam memutuskan investasi terhadap jenis teknologi yang tepat untuk membantu para karyawan yang bekerja secara hybrid bisa berkolaborasi dengan lebih baik. Manager kantor juga bisa memanfaatkan insight seperti data okupansi untuk menentukan layout kerja yang lebih efektif, meminimalisir ruang yang terbuang percuma dan mengatur jarak aman yang sesuai.

#3: Mengubah ruang kantor untuk akomodasi hybrid work

Banyak perusahaan mulai berinvestasi untuk ruang kerja yang lebih fleksibel dan hemat biaya karena para karyawan bekerja remote separuh waktu atau sepenuhnya. Hal ini akan mempopulerkan pendekatan ruang kantor on-demand di mana perusahaan dapat menambah ruang kerja sesuai kebutuhan. 

Sebaliknya, perusahaan-perusahaan dengan kapasitas ruangan yang berlebih dapat mempertimbangkan untuk menyewakan sebagian ruangan yang ada sesuai kebutuhan; model ‘core and flex’ ini memungkinkan terjadinya kombinasi antara keamanan jangka panjang untuk operasional perusahaan yang sangat penting sekaligus pertumbuhan yang fleksibel. 

Perusahaan juga dapat mulai mengatur penempatan tenaga kerja dan menetapkan siapa yang paling cocok bekerja di kawasan CBD (central business district), dan siapa yang bekerja secara remote atau ditempatkan di kantor cabang di daerah.

Kantor akan menjadi pusat kolaborasi, tempat para karyawan berkumpul dan melakukan brainstorming dalam kelompok-kelompok kecil, mengadakan meeting dengan klien, merayakan sebuah pencapaian, dan mengerjakan proyek bersama. Selain itu kantor juga bisa menjadi tempat bersosialisasi dengan komunitas sehingga menghasilkan sebuah budaya kerja yang tidak bisa digantikan oleh sistem kerja remote.