Sebilah kayu dengan mulus melewati benang-benang yang mayoritas berwarna merah. Hentakkan kayu kemudian terdengar untuk merapatkan jalinan benang yang telah diatur sesuai dengan pola tertentu.
Beberapa penenun di desa Bayan, Lombok Utara ini masih terlihat masih muda, “Ada untungnya juga ada pandemi ini, para anak-anak jadi punya banyak waktu di rumah sehingga mereka bisa belajar menenun seperti ini.” ujar Marni yang sudah puluhan tahun menekuni pekerjaan sebagai penenun tradisional.
Keahlian Turun Temurun
Keahlian menenun ini didapatkan Marni dari ibunya secara turun temurun. Hal serupa juga diungkapkan oleh Pak Wardi, pemilik usaha pengrajin bambu dengan merek Be Cece dari desa Bentek, kecamatan Gangga.
“Pekerjaan seperti ini sudah turun temurun sih, tapi saya bikin terorganisir baru pada tahun 2007,” ujarnya sambil memamerkan beberapa hasil anyaman bambunya seperti toples, tempat pensil dan tampah kecil.
UMKM di kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu industri yang masih bisa bertahan di tengah hantaman bencana gempa dan pandemi yang terjadi selama 3 tahun terakhir.
“Memang sulit karena kita seolah mulai dari awal lagi, tapi Alhamdulillah kita mendapat bantuan dari pemda dalam bentuk insetif dan peralatan,” ujar Mia, pemilik usaha abon ikan dengan merek Daygun.
Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH mengungkapkan akan membuat bantuan ekonomi kepada UMKM agar bisa mendapatkan pinjaman tanpa bunga.
“Kita masih cari formatnya seperti apa. Apakah melalui badan milik daerah, atau kerjasama dengan bank lalu bunganya kita yang bayar, masih dicari format mana yang paling pas. Tentu saja akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.”
Potensi inilah yang merupakan salah satu tujuan dari Gerakan Menuju Smart City di Kabupaten Lombok Utara untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan perekonomian masyarakatnya.
Melalui program-program Smart City, potensi pengembangan UMKM dengan cara cerdas dan berbasis digital akan dikembangkan untuk menembus pasaran di luar kabupatan Lombok Utara.
Peluang dari Mandalika
Dengan ditetapkannya Mandalika sebagai 10 Destinasi Prioritas di Indonesia, UMKM di Kabupaten Lombok Utara pun melihat peluang tersebut sebagai sarana promosi untuk pasaran yang lebih luas.
“Saya lihat peluang ini sangat besar sekali untuk memamerkan dan memasarkan produk unggulan kami ini. Alhamdulillah lagi kalau bisa sampai go international ya.” tutur Mia sambil berseri-seri.
Beberapa Produk Hasil Buatan UMKM di Lombok Utara
Pendapat serupa juga diamini oleh Pak Wardi dengan produk anyaman bambunya. “Peluangnya ada. Kalau ada event di Mandalika sudah tentu kami pasti ikut. Yah minimal bisa ikut memeriahkan dengan produk lokal kami.” ujarnya.
Selain lewat promosi Mandalika, mereka pun mencoba belajar untuk menembus marketplace online agar bisa mendapatkan pemasaran yang lebih banyak dan lebih luas.
“Untuk saat ini memang belum, tapi harapannya nanti produk kita ini bisa masuk dalam marketplace online juga, sedang belajar ke arah sana, jadi bisa lebih luas pemasarannya. Itulah yang membuat kami bersemangat.” tambah Mia yang optimis dengan pengembangan produk abon ikannya ke depan.
Metode Smart Economy dari program Smart City diharapkan dapat ikut membantu memberdayakan dan mempromosikan produk-produk UMKM lokal agar lebih mudah dikenal dan memperluas jangkauan pemasarannya.
(Penulis: Endah Kurnia Wirawati)
Baca Juga: Kabupaten Kudus: Wisata Religi dan Secangkir Kopi
Baca Juga: Kabupaten Morotai: Promosi Wisata Sejarah Morotai Lewat Smart City