Find Us On Social Media :

Inilah Sepuluh Prediksi Kofax untuk Tahun 2022 yang Segera Kita Masuki

By Cakrawala, Kamis, 23 Desember 2021 | 23:15 WIB

Ilustrasi Kofax

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2022. Kofax beberapa waktu lalu pun membagikan sejumlah prediksi terpentingnya sehubungan teknologi untuk tahun 2022 tersebut. Kofax menilai bahwa model bekerja jarak jauh dan hibrida yang diyakini akan terus digunakan menimbulkan aneka hambatan baru. Oleh karena itu para perusahaan dinilai Kofax perlu untuk menyempurnakan model dan alur kerja operasionalnya, Kofax menyakini penyempurnaan model dan alur kerja operasioanl yang dimaksud bisa membantu perusahaan untuk pulih dan bertumbuh pada tahun 2022 dan setelahnya. Kofax sendiri mengeklaim menawarkan peranti lunak automasi cerdas untuk transformasi alur kerja secara digital.

“Automasi kini dipandang melalui perspektif baru saat perekonomian global tengah berjuang untuk bangkit dari pandemi dan perusahaan-perusahaan mulai berupaya mempertangguh diri agar dapat kembali stabil dan bertumbuh. Model kerja jarak jauh dan hibrida akan terus diterapkan, menimbulkan hambatan-hambatan baru dalam hal efisiensi, kolaborasi, dan keamanan data,” sebut Adam Field (Senior Vice President of Technology Strategy and Experience, Kofax). “Untuk tahun 2022, sudah saatnya memeriksa seberapa lincah perusahaan menyempurnakan model dan alur kerja operasionalnya — yang berujung pada pemulihan dan pertumbuhan di tahun 2022 dan seterusnya,” tambahnya.

Terdapat sepuluh prediksi terpenting Kofax untuk tahun 2022 yang dibagikan. Kesepuluh prediksi itu tentunya bisa menjadi masukan bagi perusahaan dan entitas lain dalam menghadapi tahun 2022 yang akan datang. Kesepuluh prediksi Kofax sehubungan teknologi untuk tahun 2022 yang dimaksud bisa dilihat berikut ini.

1. Automasi Tidak Menghapus Lapangan Kerja

Kofax meyakni automasi tidak akan menghapus lapangan kerja. Mitos bahwa automasi akan menggantikan tenaga kerja manusia pada akhirnya akan lenyap. Lowongan pekerjaan ada di mana-mana, meskipun automasi makin banyak digunakan. Teknologi tidak akan mengambil alih. Sebaliknya, teknologi justru meningkatkan pengalaman pekerja manusia. Automasi bisa menghilangkan pekerjaan yang membosankan, menciptakan peluang-peluang baru bagi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang bernilai lebih tinggi dan memuaskan. Namun, pekerja dituntut mempunyai keterampilan yang mumpuni untuk meraihnya.

2. AI Menjadi Arus Utama bagi Automasi Generasi Berikutnya

AI (artificial intelligence) akan menjadi arus utama alias mainstream bagi automasi generasi berikutnya alias next-gen automation. Automasi proses berkekuatan AI dapat mengambil keputusan pragmatis yang sebelumnya memerlukan campur tangan manusia. Dengan mengautomasikan tanggung jawab tersebut, pekerja manusia dapat melakukan pekerjaan yang lebih dari sekadar proses transaksional dan beralih ke jenis pekerjaan yang bernilai tinggi.

3. Rantai pasokan yang Terintegrasi Banyak Berinvestasi dalam Automasi

Dipacu oleh ketidakpastian akibat pandemi, perusahaan-perusahaan seperti Walmart dan Amazon mulai menciptakan atau mengakuisisi saluran distribusi dari hulu ke hilir, terutama karena rantai pasokan yang masih terbatas. Agar efektif, perusahaan-perusahaan ini memerlukan wawasan tentang semua bagian perusahaan, kemampuan untuk berkembang pesat secara real- time, dan mempersatukan tenaga kerja yang beragam dengan sangat cepat sembari memperbarui tugas mereka. Dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan besar tersebut diprediksi akan berinvestasi pada teknologi yang mampu merangkai kegiatan operasional secara internal.

4 Ketangkasan Digital Dimanfaatkan untuk Membangun Kembali Daya Saing Bisnis

Sering kali, prediksi tahunan memproklamasikan teknologi tertentu sebagai “tren berikutnya”. Tahun 2022 akan berbeda; tidak ada yang menonjol. Banyak perusahaan sudah akan memanfaatkan rangkaian luas teknologi automasi berbasis low code yang dikemas dalam platform terpusat serta mudah diakses oleh pengguna bisnis dan pengembang profesional. Perusahaan-perusahaan diprediksi akan menerapkan ketangkasan digital baru ini di seluruh bagian perusahaan, yang masing-masing akan menciptakan tren sendiri.

5. Automasi Mendorong Konvergensi Pengorganisasian

Menyatunya teknologi automasi diikuti oleh menyatunya fungsi bisnis. Platform automasi cerdas memadukan berbagai teknologi yang dapat menimbulkan efek riak alias ripple effect ke seluruh bagian perusahaan. Fungsi-fungsi bisnis yang berbeda kini dapat disatukan, membuat perusahaan mulai menilik kembali “siapa yang memiliki apa”. Fungsi-fungsi yang sebelumnya tersekat-sekat mulai digabungkan ke dalam satu pusat automasi untuk mengurangi birokrasi dan meningkatkan kelincahan bisnis.

6. Menaklukkan Data Tidak Terstruktur Menjadi Daya Saing Baru

Perusahaan-perusahaan terus dihujani oleh data tidak terstruktur. Padahal jika dapat diurai, di dalamnya dapat ditemukan wawasan bisnis yang sangat berharga. Data tiap perusahaan itu unik dan kemampuan untuk memanfaatkan data yang tidak terstruktur bisa memberikan wawasan baru untuk ditindaklanjuti. Pemrosesan dokumen cerdas akan membantu perusahaan menaklukkan data tidak terstruktur dan mendorong daya saing.

7. Teknologi Cloud Membuka Kemungkinan Baru untuk Beragam Kebutuhan Pencetakan dan Produktivitas

Tenaga kerja yang terdistribusi bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan kenyataan dan keuntungan bisnis. Produktivitas masih menjadi prioritas, tapi kini perusahaan perlu lebih mengedepankan titik sentuh digital yang mulus ketimbang pengalaman fisik. Paradigma baru ini akan mempercepat kebutuhan alat produktivitas digital. Pencetakan universal akan menjadi makin lazim dan akan makin banyak perusahaan yang mengalihkan kebutuhan pencetakan mereka dari perangkat-perangkat terpisah ke server berbasis cloud.

8. Ada Kenyamanan dalam Pengendalian Data

Berkat peraturan yang matang seperti GDPR (General Data Protection Regulation) dan CCPA (California Consumer Privacy Act), kedaulatan dalam hal perlindungan data sepenuhnya kembali ke tangan masyarakat. Konsumen memiliki kebebasan untuk hanya membagikan hal-hal yang ingin mereka bagikan dan terdapat visibilitas ke data yang mereka bagikan. Hal ini memberikan kenyamanan bagi pelanggan sekaligus mendorong mereka untuk membagikan sebagian data, ketimbang tidak sama sekali. Perusahaan bisa menyediakan layanan yang dipersonalisasi sambil tetap mematuhi peraturan.

9. Penerapan Blockchain Meluas ke Lebih Banyak Aplikasi

Penggunaan teknologi blockchain terkini dan paling disorot adalah cryptocurrency, termasuk Bitcoin. Pada tahun 2021, kita menyaksikan melejitnya NFT (non-fungible token) — token yang tidak dapat dipertukarkan — saat orang berbondong-bondong menghamburkan uang untuk menguasai pasar gambar-gambar digital berformat GIF hasil karya seniman tak dikenal. Meskipun demikian, banyak contoh penggunaan yang jauh lebih menjanjikan dan berdampak lebih luas yang mulai populer. Contohnya, berbagi informasi medis secara aman, hak kekayaan intelektual, dan keamanan konten asli.

10. Sampai Jumpa di Ruang Temu Realitas Campuran

Teknologi realitas campuran alias mixed-reality akan makin relevan dan terjangkau sehingga tercipta kolaborasi yang lebih baik dalam lingkungan kerja hibrida. Kita mulai mencicipi realitas virtual alias VR (virtual reality) saat pandemi melanda, tapi masih terasa canggung dan tidak nyaman. Tidak demikian pada tahun 2022. Bersiaplah untuk terjun ke arena realitas virtual. Avatar kitalah yang akan bekerja lembur, berpartisipasi dalam kolaborasi nyata ala VR; sedangkan teknologi AR (augmented reality) dan realitas campuran terbaru akan membantu kita berlatih dan belajar saat terpaut jarak ratusan kilometer.