Find Us On Social Media :

Digitalisasi Pengelolaan Energi Dorong Pengembangan Industri Hijau

By Rafki Fachrizal, Jumat, 18 Februari 2022 | 14:45 WIB

Ilustrasi PLTS Atap

Adapun adopsi PLTS Atap di sektor industri perlu terus didorong dengan memberikan dukungan ahli melalui kemitraan strategis.

Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia mengatakan, “Salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku industri untuk beralih ke energi bersih yakni biaya investasi awal yang tinggi, padahal penggunaan PLTS Atap bagi pelaku industri memiliki peran penting dalam pengembangan industri hijau. Maka dari itu, kami menyediakan alternatif pembiayaan instalasi PLTS Atap tanpa investasi sebagai bentuk komitmen kami dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan bagi pelaku industri.”

Sementara itu, Schneider Electric yang juga merupakan bagian dari sektor industri berbagi pengalamannya dalam hal sustainability.

Sebagai perusahaan global yang telah memulai perjalanan sustainability-nya sejak 2005, Schneider Electric telah memperoleh pengakuan dari berbagai agensi rating ESG dan sejak 2020 lalu.

Perusahaan berhasil memperoleh CDP Climate Change A Rating selama 10 tahun berturut-turut.

Terakhir, perusahaan juga dianugerahi sebagai the world’s most sustainable corporation 2021 menurut Corporate Knights.

Komitmen sustainability dalam operasionalnya di Indonesia ditunjukkan dengan mendigitalisasi operasional seluruh pabriknya menjadi pabrik pintar.

Perusahaan juga telah memulai peralihan ke PLTS Atap pada 2020 lalu untuk memenuhi kebutuhan energi di pabriknya di Cikarang.

Saat ini, PLTS Atap pada pabrik Cikarang dapat menghasilkan 224 Mwh atau setara dengan 21,6% dari total konsumsi pabrik, mengurangi emisi karbon sebesar 164 ton karbon dioksida (TCO2) dan berhasil menghemat biaya energi sebesar 8%.

Martin Setiawan, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste menjelaskan, “Dalam menjalankan komitmen sustainability, penting untuk memastikan sustainability framework dibuat secara strategis dan terukur. Perusahaan semakin dituntut untuk lebih transparan terhadap dampak bisnisnya terhadap lingkungan sehingga akurasi data menjadi ujung tombak dalam mengukur keberhasilan dari upaya sustainability. Dan teknologi digital memungkinkan hal tersebut.”

“Schneider Electric global memiliki Sustainability Business Division yang menyediakan serangkaian layanan yang komprehensif dalam pengelolaan energi dan sustainability. Schneider Electric’s Energy & Sustainability Services yang menyediakan layanan konsultasi untuk mengembangkan rencana strategis, dan mengimplementasikan proyek dan program untuk memenuhi tujuan energi, sustainability, dan tujuan iklim perusahaan,” tambah Martin.

Sustainability Business Division (SBD) telah memberi saran kepada ribuan perusahaan global tentang cara mengukur, mengelola, dan mengurangi jejak karbon mereka sendiri.

SBD telah menjadi penasihat energi terbarukan perusahaan terbesar di dunia, dan telah memberikan konsultasi pada lebih dari 100 transaksi perjanjian pembelian listrik (PPA) hingga saat ini - lebih dari 8.000 MW tenaga angin dan surya baru di seluruh dunia.

Selain mengurangi emisi, pelanggan SBD seperti Whirlpool telah melihat penghematan lebih dari $1 juta dengan mengurangi limbah dan mengadopsi solusi energi terbarukan.

Baca Juga: Tantangan Transformasi Digital untuk Sektor Publik di Indonesia