Menurut DoubleVerify 2021 Global Insights Report, tingkat pelanggaran brand suitability pasca-kampanye di wilayah Asia Pasifik mengalami penurunan sebesar 25 persen pada tahun 2021. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh penerapan berkelanjutan solusi pre-bid (programmatic) brand safety, yang memberikan kemampuan kepada para pengiklan untuk secara aktif menghindari penempatan iklan yang tidak sesuai sebelum proses penawaran.
Tiga Strategi Jaga Brand Suitability
Inilah beberapa strategi untuk pengiklan yang menginginkan proteksi, dengan skalabilitas, terhadap merek:
- Tentukan profil brand suitability sejak dini, sebelum mencocokkan iklan dengan penempatannya.
- Bekerja sama dengan penyedia verifikasi pihak ketiga untuk memantau kinerja merek dengan lebih baik.
- Manfaatkan tool untuk brand safety dan brand suitability, seperti daftar penyertaan(inclusion)/pengecualian (exclusion), penghindaran kategori semantik, kategori merek khusus, dan lain-lain
Selain meningkatkan pemahaman dan adopsi tool untuk brand suitability, pandemi COVID-19 juga memastikan bahwa para pengiklan lebih menaruh perhatian terhadap hubungan langsung antara pengaturan profil dan kemampuan publisher dalam mengonversi konten berita yang penting menjadi penghasilan (monetisasi). Hal ini mengakibatkan banyak pengiklan menyesuaikan pengaturan/setting mereka agar lebih sesuai dengan siklus berita yang terus berkembang sehingga membantu mengurangi pengeluaran yang sia-sia untuk pelanggaran dan pemblokiran.
Secara keseluruhan, berdasarkan pengamatan kami di pasar digital yang lebih matang, kemungkinan, tingkat pelanggaran (violation rate) di Asia Pasifik akan terus menurun pada tahun 2022, yang pada akhirnya akan sejalan dengan tingkat pasar digital yang lebih matang, seperti EMEA dan Amerika Utara.