Find Us On Social Media :

Cloudera: 3 Tren Akan Marak di Lingkungan Perusahaan, Ini Langkah yang Perlu Dilakukan

By Liana Threestayanti, Senin, 31 Januari 2022 | 15:00 WIB

Ilustrasi tren teknologi.

Penulis: Erwin Sukiato, Country Manager for Indonesia, Cloudera

Pandemi telah mendorong migrasi digital ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada digital, perusahaan di kawasan Asia Pasifik memimpin, dengan laporan IDC menunjukkan bahwa 28 persen perusahaan di kawasan ini sudah berada dalam tahap kematangan transformasi digital paling progresif. Lebih banyak perusahaan menjadi digital atau meningkatkan penawaran digital mereka, dengan satu dari tiga perusahaan diperkirakan memperoleh penghasilan lebih dari 30 persen dari produk dan layanan digital hingga tahun 2023.   

Pemanfaatan teknologi baru di beberapa negara, seperti China, Singapura dan Korea juga mengalami kemajuan yang besar, menyusul kemajuan teknologi dan peningkatan investasi yang dilakukan beberapa tahun terakhir.

Tiga Tren Tahun Ini

Kita melihat industri yang berhadapan langsung dengan pelanggan akan menjadi sektor yang paling memicu lahirnya beberapa tren yang siap mendominasi 2022. Sektor-sektor, seperti ritel, pengemasan konsumen, rantai pasokan, telekomunikasi, perbankan, layanan keuangan dan pelayanan kesehatan, akan menjadi yang pertama mengimplementasikan beberapa tren, seperti komputasi cloud, smart edge, dan keberlanjutan.

Tren 1: Enterprise-wide Cloud

Selain melihat keberlanjutan bisnis, perusahaan mengambil peluang untuk mengevaluasi kembali prioritas dan proses bisnis, serta fokus pada inovasi dengan mengakselerasi migrasi mereka ke cloud. Langkah ini seharusnya sesuai tujuan strategis perusahaan serta didorong target untuk mendapatkan lebih banyak insight dari data mereka. 

Data adalah sumber daya strategis sekaligus menjadi jaminan bagi strateginya sendiri, terutama strategi data enterprise yang mencakup seluruh perusahaan, terintegrasi, terkelola dan aman. Dengan mengadopsi strategi yang memenuhi kebutuhan bisnis dan TI, perusahaan bisa mengurangi biaya dan upaya tumpang tindih di berbagai lini bisnis, sekaligus menghindari data silo, untuk peningkatan efisiensi, skalabilitas dan agility.

Beberapa perusahaan sudah menggunakan cloud untuk mengatasi masalah-masalah khusus. Namun kita akan melihat pergeseran fokus ke pendekatan serba inklusif yang terpusat pada migrasi cloud yang bersifat enterprise-wide. 

Laporan penelitian global baru kami yang mengamati dampak strategi data enterprise sebuah perusahaan terhadap kinerja bisnisnya, “Cloudera Enterprise Data Maturity Report: Identifying the Business Impact of an Enterprise Data Strategy”, menunjukkan adanya perpindahan ke hybrid cloud dalam 18 bulan mendatang. Hampir setengah dari responden yakin bahwa 43,07 persen karyawan mereka akan terus bekerja secara remote setahun mendatang, dan mereka berinvestasi pada arsitektur yang tepat untuk mendukung peralihan ini.

Dunia saat ini adalah dunia hybrid, ada data hybrid, infrastruktur hybrid serta sistem kerja hybrid. Laporan yang sama mendapati bahwa mayoritas perusahaan bermaksud menempatkan analisis data dan kinerja di arsitektur hybrid dan/atau arsitektur multicloud. Adopsi hybrid cloud akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang, terutama dengan penekanan yang semakin besar pada pemanfaatan data. 

Dengan hybrid data cloud, perusahaan bisa mengakses dan menganalisis data dengan cepat dan mudah untuk mengambil keputusan yang didorong data secara lebih cerdas agar makin efektif dalam memenuhi permintaan iklim bisnis yang sangat kompetitif. Mengakses dan mengelola data dari beberapa sumber dan lokasi akan memberikan kendali dan fleksibilitas kepada perusahaan dalam memanfaatkan kerja hybrid sekaligus tetap menjalankan bisnis seperti biasa.