Dalam perjalanan mereka menuju netralitas karbon pada tahun 2035, mereka menggunakan inovasi digital untuk mendorong hasil yang sustainable di seluruh bisnis mereka.
Selama lebih dari sepuluh tahun, Neste terus meningkatkan volume produk terbarukannya. Saat ini, perusahaan memiliki kapasitas untuk memproduksi 3,2 juta ton produk terbarukan setiap tahun di kilangnya di Singapura, Rotterdam dan Porvoo, Finlandia.
Namun menyeimbangkan pasokan bahan baku dan produksi bahan bakar di beberapa lokasi secara global merupakan tantangan yang rumit.
Neste menggunakan perangkat lunak AVEVA Unified Supply Chain untuk mengoptimalkan dan menjadwalkan renewable credits serta mengurangi emisi dari penyulingan konvensional dan produksi diesel terbarukannya.
Solusi ini bekerja di 80 lokasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang optimal seputar pasokan dan distribusi, serta perencanaan dan penjadwalan produksi.
Dengan penerapan cloud, tim dapat menggunakan kecerdasan data dan analitik untuk membuat keputusan cepat dari mana saja.
Selain ketersediaan data dalam jumlah besar yang dibagikan di cloud, para pekerja membutuhkan teknologi digital untuk dapat mendukung mereka dengan inferensi jarak jauh, prediksi, panduan, dan adaptasi operasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) berbasis cloud yang harga relatif terjangkau tersedia dalam skala besar dan mereka mengubah cara industri beroperasi. AI menciptakan kesadaran data dan mengisi celah atas pelaporan secara onsite.
Contoh terbaik dapat dilihat pada penerapan di produsen pasir minyak Suncor, dan penyedia listrik Amerika Serikat.
Kedua perusahaan menggunakan hardware dari Schneider Electric yang dikombinasikan dengan pemodelan rentang dinamis AVEVA, alat prognostik, dan analitik yang dilengkapi AI untuk mengoptimalkan proses di seluruh aset mereka.
Mereka menggabungkan data tentang berbagai hal mulai dari laju aliran dan volume hingga shift dan perencanaan operasional.
Sekarang, pemimpin kedua perusahaan dapat mendeteksi kegagalan unit lebih awal, mengidentifikasi potensi tantangan produksi atau kegagalan peralatan sebelum terjadi, dan mengoptimalkan kinerja dengan mengalihkan secara otomatis ke komponen pabrik yang berbeda untuk mengantisipasi dan mencegah kegagalan.
Pemanfataan teknologi otomasi ini telah memungkinkan Suncor untuk mendorong produktivitas dan memastikan produksi yang lebih tinggi, dan mengoptimalkan masa manfaat portofolio mereka.
Di Duke, perusahaan dapat menghemat US$34 juta dalam satu operasional yang diprediksi AI. Di kedua perusahaan, pekerja dapat melihat dan merasakan manfaat menggunakan teknologi digital dan otomasi yang memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih baik, berkolaborasi secara real time, meningkatkan keselamatan, dan mendorong sustainability di seluruh operasional.
Baca Juga: 4 Alasan Penyedia Colocation Perlu Segera Prioritaskan Sustainability