Find Us On Social Media :

Ukraina Bakal Danai Perang dengan NFT

By Rizal, Sabtu, 5 Maret 2022 | 10:00 WIB

Non Fungible Token (NFT)

Serangan militer Rusia ke Ukraina belum juga berakhir. Pemerintah Ukraina pun harus memutar otak mencari dana tambahan untuk mendanai perang karena saat ini Ukraina hanya mengandalkan obligasi perang untuk mengumpulkan dana. 

Dalam akun Twitternya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov akan segera meluncurkan non fungible token (NFT) untuk mendanai perang. NFT adalah satu-satunya aset di dunia digital yang dapat dibeli dan dijual seperti properti lainnya, tetapi tidak memiliki bentuk yang nyata. Token digital dapat dianggap sebagai sertifikat kepemilikan untuk aset virtual atau fisik.

Fedorov memastikan pemerintah Ukraina merangkul aset digital sebagai cara baru untuk mendanai perang. Pada Selasa lalu, Ukraina mengumpulkan 270 juta dolar Amerika dari lelang obligasi perang.

Setiap obligasi satu tahun memiliki nilai nominal 1.000 hryvnia Ukraina dan menawarkan tingkat bunga 11 persen. 

“Hasil dari obligasi akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Kementerian Keuangan Ukraina, dikutip BBC.

Bank Dunia dan IMF mengatakan sedang menyiapkan dana untuk Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, menurut analis cryptocurrency, jutaan dolar telah diberikan untuk upaya perang Ukraina melalui sumbangan Bitcoin anonim.

Pada Sabtu, akun Twitter resmi pemerintah Ukraina memposting pesan, “Berdirilah dengan rakyat Ukraina. Sekarang menerima sumbangan cryptocurrency, seperti Bitcoin, Ethereum, dan USDT.”

Dari penggalangan dana itu, terkumpul sekitar 5,4 juta dolar Amerika dalam bentuk Bitcoin, Ethereum, dan jenis uang kripto lain dalam waktu delapan jam.

Berhenti Jualan

Perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino, California, AS yakni Apple berhenti menjual semua produknya di Rusia karena invasi ke Ukraina.

Apple sangat prihatin tentang invasi Rusia dan sebagai tanggapan, Apple telah menghentikan semua penjualan produk di negara itu.

Kemudian, Apple juga telah membatasi akses ke layanan digital, seperti Apple Pay, di dalam Rusia, dan membatasi ketersediaan aplikasi media pemerintah Rusia di luar negeri.