Menjawab tantangan kesenjangan talenta (talent gap) dan mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk bersaing di dunia kerja, SAP Indonesia menawarkan program STAR. Apa itu STAR dan apa manfaat yang diberikan?
Industri 4.0 menuntut talenta muda untuk memiliki digital skill. Survei East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 menunjukkan bahwa hampir 80 persen perusahaan Indonesia telah menjadikan investasi di bidang TIK dan transformasi digital (terutama untuk korporat legacy) sebagai prioritas tinggi.
Sementara itu, menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan atau rata-rata 600.000 talenta digital per tahun.
Namun menurut survei “Unlocking APAC'S Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches”, baru 19 persen dari angkatan kerja di Indonesia memiliki skill di bidang digital. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat menghadapi Industri 4.0 dan transformasi digital yang dilakukan oleh organisasi dan perusahaan di Indonesia.
Menjawab tantangan tersebut, SAP Indonesia mempersiapkan generasi muda melalui program Student Training and Rotation, atau STAR, agar dapat bersaing di dunia kerja. STAR merupakan program magang selama satu tahun yang pesertanya adalah mahasiswa terbaik yang tengah menjalani studi tahun kedua. Para peserta STAR akan dilatih untuk mengembangkan kemampuan secara produktif untuk sebuah perusahaan.
STAR sendiri merupakan inisiatif yang telah digelar SAP global di 13 negara sejak tahun 1979. Dan tahun ini, untuk pertama kalinya, STAR diselenggarakan di Indonesia. Menurut SAP Indonesia, STAR tidak seperti program magang pada umumnya. Selain durasinya yang berjalan selama satu tahun, program ini juga adalah program magang yang bergaji, para peserta juga dibekali perangkat teknologi termutakhir guna mendukung kinerja mereka selama program berjalan.
Selama satu tahun magang berlangsung, para peserta akan dirotasi selama setiap tiga bulan dalam kurun waktu satu tahun yakni dalam divisi Consulting, Customer Engagement, Solution, dan Sales. Selain itu, peserta juga difasilitasi platform e-learning dari SAP.
“STAR ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya, karena melalui bimbingan para mentor, saya mulai memahami bagaimana bergerak di dunia kerja, khususnya di bidang teknologi,” ujar Adella Irawan. Ia merupakan peserta STAR dari Universitas Gadjah Mada yang kini tengah berkecimpung di Divisi Sales SAP Indonesia
Peserta STAR lainnya dari Universitas Gadjah Mada adalah Azka Edy. Menurut Azka, melalui STAR ia memiliki kesempatan untuk memahami dan mengoperasikan berbagai produk SAP dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pelanggan.
“Saya juga bisa mempelajari apa saja melalui platform e-learning SAP. Kelas public speaking, misalnya, karenanya saya jadi bisa lebih percaya diri waktu presentasi,” imbuhnya.
Melalui STAR, SAP Indonesia berharap dapat meningkatkan tak hanya kemampuan interpersonal saja, melainkan juga literasi digital dan kemampuan ICT secara umum yang kiranya dibutuhkan untuk bekerja nantinya.
Hal ini diamini oleh Latrisya Yusmika, peserta STAR yang tengah menempuh studi di Monash University. Menurut Latrisya, dengan bergabung di STAR, ia tak lagi asing dengan pengaplikasian teknologi di bisnis dan juga berbagai industri.
“Lingkungan belajar dan bekerja SAP juga suportif sekali sehingga saya jadi lebih percaya diri dan proaktif untuk menjadi seorang pekerja profesional,” lanjutnya.
STAR Program Manager Southeast Asia, Hongwei Lu mengatakan bahwa beberapa jajaran eksekutif SAP Global lahir dari program ini. “CEO kami Christopher Klein dan anggota Executive Board SAP, Thomas Saueressig, merupakan lulusan Program STAR ketika masih baru dicanangkan. Artinya ada 2 dari 6 jajaran teratas SAP merupakan lulusan STAR. Jadi bukanlah suatu hal yang mustahil juga peserta STAR suatu hari nanti jadi bagian dari jajaran tersebut. Itulah mengapa kami menyebutnya talent hacking, ini jalur tercepat untuk membentuk pemimpin di masa depan,” ujarnya.
Managing Director SAP Indonesia, Andreas Diantoro, berharap program ini dapat mengurangi kesenjangan digital skill pada generasi muda Indonesia sembari membentuk talenta dan pemimpin muda di dunia teknologi dan consulting. “STAR Program SAP ini unik sekali, ia membentuk dan mematangkan para mahasiswa muda sebelum terjun ke dunia kerja,” ucap Andreas.