Find Us On Social Media :

Inilah Lima Bug Sehubungan TI yang Sempat Menghebohkan Dunia

By Cakrawala, Kamis, 28 April 2022 | 10:00 WIB

Ilustrasi bug.

Asal muasal penggunaan istilah “bug” pada komputer maupun TI (teknologi informasi) sering disebutkan dari penemuan error pada Harvard Mark II — komputer elektromekanikal — yang disebabkan sejenis serangga. Namun, penggunaan istilah bug pada bidang teknik sebenarnya sudah lazim sejak abad ke-19 untuk menggambarkan cacat yang menyebabkan sesuatu tidak berfungsi sebagai mestinya atau tidak memberikan hasil yang sesuai.

Sampai saat ini, terdapat banyak bug sehubungan TI yang telah hadir di dunia. Tingkat “keparahan” dari berbagai bug sehubungan TI tersebut pun berbeda-beda. Ada yang ringan dan tidak menimbulkan masalah yang signifikan bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi ada juga yang menimbulkan kerugian yang besar bagi pihak tertentu yang terlibat. Kerugian besar yang dimaksud misalnya membuat sang produsen yang membuat peranti mengalami kerugian finasial yang tidak sedikit atau bahkan terjadi nyawa yang melayang.

Dari berbagai bug sehubungan TI yang telah hadir di dunia, tentu terdapat beberapa kasus yang lebih menarik perhatian banyak pihak dibandingkan lainnya. Penyebab kasus-kasus tersebut lebih menghebohkan dunia dibandingkan yang lain beragam pula. Aneka pihak pun memiliki daftar bug sehubungan TI yang sempat menghebohkan dunia berdasarkan penilaiannya. Masing-masing memiliki kandungan yang tidak sama persis satu dengan yang lainnya. Nah, inilah lima di antara berbagai bug sehubungan TI yang sempat menghebohkan dunia menurut sejumlah pihak tersebut.

1. Pentium FDIV

Intel meluncurkan Pentium pada tahun 1993. Versi awal Pentium memiliki bug pada unit floating point-nya yang membuat prosesor tersebut bisa memberikan hasil perhitungan, tepatnya pembagian tertentu, yang tidak akurat. Bug ini pertama kali dilaporkan oleh profesor matematika bernama Thomas Nicely pada Oktober 1994. Efek dari bug Pentium FDIV sebenarnya kecil; bisa dibilang tidak memengaruhi pengguna umum, hanya pengguna tertentu seperti Thomas Nicely. Sebagian pihak menyebutkan kemungkinan memperoleh hasil perhitungan yang tidak akurat adalah 1 di antara 9 miliar pembagian.

Namun, bug Pentium FDIV menjadi menghebohkan dunia antara lain karena respons Intel yang kurang bagus. Intel akhirnya “terpaksa” memanggil kembali (recall) para prosesor yang mengandung bug yang dimaksud. Kabarnya hal tersebut merupakan pertama kalinya untuk prosesor secara menyeluruh dipanggil kembali. Intel pun mengumumkan kerugian sebesar US$475 juta sehubungan bug Pentium FDIV, sebagian besar untuk mengganti prosesor yang mengandungnya.

Intel sebenarnya sudah mengetahui bug Pentium FDIV sebelum dilaporkan oleh Thomas Nicely. Intel pun sudah mulai memperbaiki bug Pentium FDIV pada produksi berikutnya dari Pentium bersangkutan. Namun, Intel memutuskan untuk tidak mempublikasikan bug Pentium FDIV ke publik.

2. Ariane-5 Flight 501

Ariane-5 adalah kendaraan untuk membawa benda seperti satelit ke angkasa untuk mengorbit bumi. Ariane-5 Flight 501 merupakan uji coba peluncuran pertama dari Ariane-5 yang diselenggarakan pada tahun 1996. Ariane-5 Flight 501 mengalami kegagalan dan roketnya menghancurkan dirinya sendiri setelah sekitar 40 detik dari peluncuran. Penyebabnya adalah adanya bug pada inertial reference system yang digunakan. Jumlah kerugian akibat bug yang dimaksud adalah lebih dari US$370 juta dan kala itu merupakan salah satu bug peranti lunak paling mahal sepanjang sejarah.

Inertial reference system Ariane-5 Flight 501 memanfaatkan kode peranti lunak yang digunakan oleh Ariane-4. Kode peranti lunak yang dimaksud mengubah suatu angka floating-point 64 bit ke signed integer 16 bit. Namun, Ariane-5 Flight 501 memiliki jalur penerbangan yang berbeda beserta kecepatan yang lebih tinggi. Akibat kecepatan yang lebih tinggi, angka floating-point 64 bit yang dihasilkan Ariane-5 Flight 501 lebih besar dari Ariane-4 dan membuat overflow yang mengakibatkan kedua inertial reference system — utama dan cadangan — menjadi berhenti bekerja. Berhenti bekerjanya inertial reference system pada akhirnya membuat sudut penerbangan menjadi salah dan mengaktifkan sistem penghancuran diri.