Cloud computing, atau komputasi awan, kini telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi digital dari banyak organisasi dan perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia. Nah, apa itu cloud computing?
"Tidak ada strategi bisnis tanpa strategi cloud," ujar Milind Govekar, Distinguished Vice President, Gartner, seperti dikutip dari Livemint.com. Pernyataan Govekar itu menggambarkan berapa krusialnya peran cloud computing bagi bisnis saat ini.
Tren cloud ini kian menemukan momentumnya saat pandemi COVID-19 merebak. Cloud computing memungkinkan karyawan terus bekerja saat perusahaan harus menerapkan kebijakan work from home.
Gartner memprediksi, 85 persen organisasi di dunia akan mengadopsi prinsip cloud-first pada tahun 2025.
Prediksi Gartner lainnya adalah pada tahun 20250, lebih dari 95% digital workload baru secara global akan di-deploy di platform cloud-native. Padahal pada tahun 2021, persentasenya baru 30%.
Apa itu cloud computing? Ada banyak definisi komputasi awan. Tapi sederhananya, cloud computing adalah sebuah model layanan yang memungkinkan pelanggan/pengguna teknologi informasi memperoleh sumber daya komputasi, yang mencakup server, storage, database, networking, software, dan analytics, melalui internet. Istilah "cloud" atau "awan" di sini digunakan sebagai metafora dari internet, seperti biasa digambarkan dalam diagram jaringan komputer.
Sumber daya komputasi ini dihantarkan ke pelanggan/pengguna sesuai permintaan (on demand) dengan harga sesuai pemakaian (pay as you go).
Contoh penggunaan cloud yang paling dekat dengan kita adalah layanan e-mail. Jika Anda berlangganan e-mail berbasis web, seperti Gmail atau Yahoo!Mail, Anda telah menggunakan cloud computing.
Cara Kerja Cloud
Bagaimana cara kerja sistem cloud computing? Untuk lebih memahami cara kerjanya, mari kita bagi sistem cloud dalam dua bagian: front end dan back end. Keduanya terhubung melalui sebuah jaringa, yang biasanya adalah internet. Front end adalah sisi yang dilihat oleh pengguna. Sementara back end adalah cloud.
Sisi front end terdiri dari komputer klien dan aplikasi yang dibutuhkan untuk mengakses cloud. User interface dari setiap sistem cloud mungkin akan berbeda. Layanan e-mail berbasis web, misalnya, memanfaatkan browser web sebagai “pintu masuk” pengguna ke sistem cloud milik penyedia layanan e-mail. Sistem cloud lain mungkin menggunakan aplikasi yang berbeda untuk mengakses layanan cloud.
Di sisi back end, terdapat komputer, server, dan storage yang membentuk “awan” bagi layanan komputasi. Sebuah server pusat bertugas mengelola sistem, yaitu memantau traffic dan permintaan klien untuk memasikan semua berjalan dengan lancar. Server pusat ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware. Middleware memungkinkan komputer-komputer yang ada di jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain.
Cloud computing menggunakan virtualisasi dalam menjalankan server. Seringkali, server tidak bekerja dengan kapasitas penuh. Berarti ada processing power yang tidak terpakai dan terbuang percuma. Dengan teknik yang disebut virtualisasi server, satu server fisik akan dibuat “berpikir” bahwa dirinya terdiri dari beberapa server yang berjalan dengan sistem operasi masing-masing. Virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan lebih banyak server fisik dengan memaksimalkan output dari setiap server individu.
Di sisi storage, penyedia sistem cloud harus menyediakan setidaknya dua kali lipat jumlah storage yang dibutuhkan pelanggan karena harus membuat salinan data dan informasi serta menyimpannya di storage lain. Salinan ini akan memungkinkan server pusat mengakses backup saat dibutuhkan. Membuat salinan data sebagai backup ini disebut redundancy.
Cloud computing terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan model deployment, kita mengenal adanya public cloud, private cloud, dan hybrid cloud. Sementara berdasarkan model layanan yang diberikan, cloud terbagi atas Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS).
Contoh Pemanfaatan Cloud
Organisasi dan perusahaan dari berbagai industri dan dalam berbagai skala memanfaatkan cloud computing untuk berbagai kebutuhan, di antaranya untuk menyimpan dan mencadangkan data, disaster recovery, e-mail, desktop virtual, pengembangan dan pengujian aplikasi/software, big data analytics, software-defined wide area network (SDWAN), streaming video dan audio, dan aplikasi web untuk pelanggan (customer facing).
Misalnya, perusahaan layanan finansial menggunakan cloud computing untuk mendukung proses deteksi real time terhadap potensi fraud. Sementara sektor kesehatan memanfaatkan komputasi awan untuk menggelar layanan telemedisin dan mengembangkan layanan kesehatan yang lebih personal.
Di sektor pendidikan, cloud computing dapat mendukung penyelengaraan virtual classroom dan pembelajaran online, serta riset. Perusahaan video game dapat memanfaatkan cloud untuk menyajikan game online kepada para pelanggannya di seluruh dunia. Sementara smart car adalah salah satu contoh pemanfaatan cloud di sektor otomotif.
Manfaat Cloud Bagi Bisnis
Cloud computing membawa sebuah perubahan besar, terutama pada cara pikir bisnis tentang sumber daya TI. Inilah beberapa manfaat yang bisa diraih perusahaan dari implementasi cloud seperti disampaikan oleh beberapa penyedia layanan cloud, seperti AWS dan Microsoft.
1. Penghematan biaya
Cloud memungkinkan perusahaan mengganti biaya tetap dengan biaya variabel. Perusahaan akan membayar hanya untuk sumber daya TI yang mereka gunakan.
2. Kecepatan
Karena sifatnya on demand dan umumnya tersedia secara swalayan, layanan cloud dapat menyediakan sumber daya komputasi dengan cepat.
3. Ketangkasan
Selain memudahkan perusahaan menyediakan sumber daya di saat yang tepat dengan cepat, cloud computing juga memungkinkan perusahaan mengakses berbagai teknologi, termasuk teknologi terkini. Hal ini dapat meningkatkan ketangkasan (agility) dalam menghadapi perubahan dan tantangan bisnis.
4. Skalabilitas global
Dengan cloud, perusahaan dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dengan cepat, bahkan melakukan deployment secara global.
5. Produktivitas
Bagi tim TI, cloud akan membebaskan mereka dari tugas-tugas, seperti setup perangkat keras, patching software, instalasi software, dan sebagainya. Walhasil, staf TI dapat memanfaatkan lebih banyak waktunya untuk hal-hal yang lebih strategis.
6. Kinerja dan keamanan
Ketika melanggan layanan yang ditawarkan penyedia cloud artinya data dan aplikasi pelanggan akan ditempatkan di data center yang secara berkala diperbarui perangkat keras maupun perangkat lunaknya, serta mengikuti standar keamanan dan kepatuhan yang telah ditentukan.