Find Us On Social Media :

Silverlake Axis Prediksi Lima Pertimbangan Utama untuk Dukung Tren Pertumbuhan Perbankan Digital

By Rafki Fachrizal, Jumat, 27 Mei 2022 | 12:15 WIB

Ilustrasi bank

Sebagai tuan rumah ajang Presidensi G20 di tahun 2022, Indonesia mengedepankan transformasi digital dalam agendanya.

Dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”, Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Bank Indonesia mendorong enam agenda utama, beberapa yang terkait sektor perbankan digital antara lain; penguatan sistem pembayaran di era digital, dan peningkatan sistem keuangan yang inklusif.

Pada 2019, laporan McKinsey & Company menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, pengguna channel perbankan digital bulanan di Indonesia berkembang pesat hingga dua kali lebih cepat dibanding negara-negara berkembang Asia lainnya.

Lebih lanjut, 55% nasabah perbankan konvensional (non-digital) di Indonesia dinilai sangat antusias mengadopsi layanan perbankan digital dibanding negara-negara berkembang lainnya di Asia, seperti India, Malaysia, Tiongkok, Thailand, Filipina dan Vietnam – menempati urutan kedua setelah Myanmar.

Ini menandakan kuatnya perkembangan dan penetrasi layanan digital untuk mendorong pertumbuhan literasi keuangan di Indonesia.

Menyambut hal tersebut, Silverlake Axis, perusahaan penyedia solusi perangkat lunak inti perbankan, membagikan sejumlah insight pertimbangan utama bagi pelaku industri perbankan digital di Tanah Air.

Lima pertimbangan teratas bagi pelaku industri bank digital Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Strategi pemenuhan tenaga kerja

Memperhatikan ketersediaan tenaga kerja mumpuni dengan keterampilan khusus dalam membangun infrastruktur digital - yang harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh bank sentral (Bank Indonesia).

Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyusunan strategi lebih awal, mencari tenaga kerja yang sesuai, melakukan wawancara, hingga mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan industri dengan cepat untuk menghindari kekurangan pasokan perekrutan karena lonjakan permintaan yang semakin meningkat.

2. Mengembangkan strategi pemasaran yang kuat

Strategi pemasaran yang tangguh untuk branding dan profiling perusahaan akan menjadi sebuah pesan yang kuat bagi para pemain industri lain tentang kekuatan konsorsium, dan akan membantu dalam mencari tenaga kerja dengan keterampilan tinggi.

Selain itu, strategi pemasaran langsung ke konsumen (direct-to-consumer) yang memanfaatkan kanal asli akan memaksimalkan visibilitas di antara berbagai jenis konsumen, baik yang paham maupun tidak paham digital, serta yang tidak memiliki rekening bank sama sekali.

3. Sistem teknologi termutakhir namun ringan

Peninjauan terus-menerus dan berkala akan sistem stack yang diusulkan untuk bank digital pemain industri serta mengidentifikasi pengulangan dan inefisiensi akan meningkatkan kecepatan, stabilitas, hingga keandalan operasi.

Selanjutnya, bank digital harus mengidentifikasi peluang akuisisi atau kemitraan komersial dengan penyedia layanan teknologi yang optimal.

4. Mengikuti update dan selalu mematuhi regulasi terkini

Dengan lanskap layanan keuangan dan perbankan yang terus berevolusi, termasuk pesatnya pertumbuhan penetrasi digital dan bertambahnya permintaan akan solusi finansial digital, Bank Indonesia berkomitmen terus memberikan dan memperbaharui regulasi perbankan digital untuk beroperasi dengan baik.

Dengan komitmen yang baik dari bank-bank digital untuk terus up-to-date terhadap regulasi tersebut meningkatkan kesempatan untuk menghadirkan layanan baru yang dapat melayani nasabah dengan lebih baik.

5. Meningkatkan kualitas sistem keamanan siber

Sejalan dengan upaya digitalisasi, privasi data merupakan bagian dari fokus Pemerintah Indonesia, terutama dengan meningkatnya bank digital di Tanah Air.

Bank-bank tersebut perlu membangun strategi keamanan siber yang mumpuni, demi melindungi kerahasiaan data para nasabah dari kemungkinan ancaman serangan siber yang mungkin terjadi.

Langkah keamanan siber yang kuat tentu saja mendongkrak kepercayaan dari nasabah, sambal memastikan sistem operasional berjalan lancar dan aman.

“Dengan portofolio Silverlake Axis untuk perangkat lunak inti perusahaan dan implementasinya, kami telah mempelajari faktor-faktor kunci kesuksesan yang disarankan untuk bank dengan layanan inti digital yang akan datang. Mayoritas pembelajaran dan pertimbangan ini pernah dialami oleh sejumlah klien kami dari bank-bank terbesar di Asia Tenggara yang sedang berada di jalur pertumbuhan yang baik,” ujar Andrew Tan, Group Managing Director, Silverlake Axis.

Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, Silverlake baru-baru ini membukukan FY2020, menutup kontrak senilai lebih dari Rp680 triliun pada tahun finansial.

Selain itu, grup ini memperluas jejak globalnya untuk mencakup Jepang dan Dubai dan meluncurkan produk baru termasuk MÖBIUS, platform perbankan terbuka ujung-ke-ujung generasi ke-5 dan TrueSight, solusi pengaktifan nilai tambah baru untuk ekosistem asuransinya.

Baca Juga: Xiaomi Luncurkan TV Q1E 55” dan Mi Robot Vacuum-Mop 2 Lite. Harganya?