Find Us On Social Media :

Dorong Inovasi Digital dengan Adopsi Teknologi Container, Ini Tantangannya

By Fathia Yasmine, Selasa, 7 Juni 2022 | 09:42 WIB

Ilustrasi teknologi container

Perkembangan teknologi digital menjadi pendorong meluasnya pemanfaatan cloud computing.  Belakangan, teknologi cloud computing pun semakin berkembang. Tidak hanya digunakan sebagai media penyimpanan data, cloud juga dimanfaatkan untuk menerapkan teknologi virtualisasi.

Dilansir dari riset Gartner bertajuk "Forecast Analysis: Container Management", salah satu teknologi yang mulai dilirik banyak perusahaan untuk melakukan virtualisasi tersebut adalah teknologi container.

Sebagai informasi, di dalam container sudah terdapat semua binary code, libraries, dan configuration files yang dibutuhkan aplikasi untuk berjalan.

Berbeda dengan virtualization machine (VM), di dalam container tidak terdapat sistem operasi. Perbedaan itu membuat container lebih ringan dan lebih mudah untuk berpindah environment. Misalnya, ketika berpindah dari satu server ke server lain, dari server on-premise ke public cloud, atau dari satu public cloud ke public cloud lain.

 Baca Juga: AMD EPYC dan Akselerator AMD Instinct Tenagai Superkomputer Exascal

Dengan fleksibilitas tersebut, proses containerization memungkinkan divisi IT suatu perusahaan untuk men-deploy aplikasi di mana saja dan kapan saja sehingga akan mendorong inovasi digital. Kelebihan lainnya, teknologi container juga memungkinkan perusahaan untuk membatasi konsumsi sumber daya.

Manfaat itulah yang membuat banyak perusahaan mulai mengadopsi teknologi container. Bahkan, sebuah survei dari Flexera State of the Cloud 2021 menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen perusahaan enterprise akan mengandalkan hybrid/multi-cloud untuk memenuhi kebutuhan IT infrastrukturnya pada 2022.

Kendati demikian, proses adopsi teknologi container untuk virtualisasi sistem komputer tidak lepas dari banyak tantangan. Utamanya terkait dengan teknis pengimplementasiannya. Berikut lima tantangan yang biasa muncul selama proses implementasi teknologi container.

  1. Waktu proses

Layanan container lebih mudah dikelola menggunakan alat manajemen konfigurasi yang lengkap. Waktu proses bisa membantu proses eksekusi program yang berjalan di container. Namun, pada beberapa kasus, waktu proses juga bisa jadi tidak membantu.

  1. Orkestrasi layanan

Saat bekerja dengan jumlah container yang cukup besar, perusahaan perlu memiliki alat untuk otomatisasi tugas operasional, seperti mendistribusikan container ke seluruh cluster server. Artinya, perusahaan perlu menyiapkan platform tambahan untuk menangani cluster tersebut  agar seluruh proses berjalan dengan baik.

Baca Juga: Menlo Security Tawarkan Keamanan 100% Bergaransi Malware US$ 1 Juta

  1. Perlu penyimpanan eksternal

Sama dengan Random Access Memory (RAM), container tidak memiliki memori untuk menyimpan data. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menyediakan perangkat penyimpanan eksternal yang sesuai dengan tipe sistem yang digunakan.

  1. Jaringan

Kendati dibangun dalam jaringan yang terisolasi, setiap container tetap memerlukan wadah untuk terhubung satu sama lain. Misalnya, dengan menggunakan gateway API. Kemudian, container juga memerlukan penstabil beban untuk mencegah kelebihan beban pada salah satu container.

  1. Keamanan

Seluruh kegiatan container umumnya hanya akan mengakses sumber daya back-end, tetapi data sensitif dapat terbuka secara tidak sengaja ketika pengguna mengaktifkan mode istimewa. Untuk itu, diperlukan alat untuk membatasi akses container agar keamanan pada sistem komputer dapat tetap dikontrol.

Meski ada beragam tantangan dalam proses implementasi teknologi container, perusahaan tidak perlu khawatir. Pasalnya, perusahaan dapat menggunakan layanan cloud computing dari Red Hat untuk implementasi containerization, yakni Red Hat Openshift.

Red Hat Openshift dapat membantu perusahaan enterprise dalam mengadopsi teknologi container dengan mudah dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan hingga 50 persen. Dengan demikian, pengembangan aplikasi dapat dikerjakan lebih cepat dan hemat biaya.

Untuk memahami lebih dalam seputar Red Hat Openshift, Anda dapat mengikuti webinar bertajuk "Mengakselerasi Inovasi dengan Container Technology" yang digelar Red Hat pada 15 Juni 2022. Pendaftaran dan informasi lebih lanjut seputar webinar tersebut dapat Anda lihat di sini.