Find Us On Social Media :

Begini Cara Fortinet Tutupi Kesenjangan Keahlian Keamanan Siber

By Rizal, Selasa, 21 Juni 2022 | 20:30 WIB

Fortinet hari ini melaporkan 2022 Cybersecurity Skills Gap Report—laporan yang mengupas kesenjangan keahlian keamanan siber

Bagi perusahaan yang membutuhkan pelatihan kesadaran keamanan, Fortinet menawarkan layanan Security Awareness Training melalui Fortinet Training Institute yang telah memenangkan penghargaan.

Layanan ini meningkatkan perlindungan terhadap aset digital penting perusahaan dari ancaman siber (cyber threat) dengan membangun kesadaran karyawan akan keamanan siber. Layanan ini selalu diperbarui oleh inteligensi ancaman FortiGuard Labs dari Fortinet sehingga karyawan dapat mempelajari sekaligus mengikuti perkembangan metode serangan siber (cyber attack) terkini untuk mencegah timbulnya risiko serta terjadinya pelanggaran di perusahaan.

Mengatasi Tantangan Rekrutmen dan Retensi Karyawan Melalui Komitmen Keberagaman

Menemukan dan mempertahankan orang yang tepat untuk mengisi peran penting di bagian keamanan—mulai dari spesialis cloud security hingga analis Security Operations Center (SOC)—merupakan tantangan besar bagi perusahaan. Hasil laporan menemukan bahwa 60% pimpinan perusahaan di Asia mengaku perusahaannya kesulitan merekrut karyawan dan 57% kesulitan mempertahankan karyawan.

Salah satu tantangan dalam rekrutmen adalah perekrutan perempuan, lulusan baru, dan kelompok minoritas. Di kawasan Asia-Pasifik, 76% perusahaan menganggap perekrutan lulusan baru sebagai tantangan terbesar, diikuti perekrutan perempuan oleh 75% pimpinan perusahaan. 62% menyatakan bahwa perekrutan kelompok minoritas sejak dulu menjadi tantangan tersendiri.

Edwin Lim (Country Director Fortinet Indonesia) mengatakan Fortinet Indonesia berinisiatif membantu upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai kesadaran keamanan siber dengan mengadakan program dan acara pendidikan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Kami juga telah bermitra dengan institusi lokal untuk meningkatkan ketahanan keamanan siber mereka. Tujuan kami dalam inisiatif nasional seperti Making 4.0 Policy, adalah kunci bagi organisasi lokal untuk meningkatkan keterampilan baru dan melatih kembali keterampilan yang ada saat ini," ucapnya.

Berdasarkan laporan, dalam upaya membentuk tim yang lebih mumpuni dan beragam, 90% perusahaan di Asia memiliki target keberagaman eksplisit sebagai bagian dari strategi perekrutannya.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa 75% perusahaan memiliki struktur formal untuk secara khusus merekrut lebih banyak perempuan, sementara 59% menerapkan strategi untuk mempekerjakan kelompok minoritas. Selain itu, 65% perusahaan melaksanakan upaya untuk mempekerjakan lebih banyak veteran.

Tentang Survei Kesenjangan Keahlian Fortinet:

● Survei regional sebagai bagian dari laporan global dilakukan terhadap lebih dari 110 pengambil keputusan TI dan keamanan siber dari Singapura, Thailand, Hong Kong, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.

● Responden survei berasal dari berbagai industri, termasuk teknologi (36%), manufaktur (17%), dan layanan profesional (11%).