Find Us On Social Media :

Qualcomm: Snapdragon Sound Jamin Pengalaman Audio Nirkabel yang Bagus

By Cakrawala, Sabtu, 6 Agustus 2022 | 10:00 WIB

Dominikus Susanto (Senior Manager Business Development, Qualcomm Indonesia) menyampaikan perihal Qualcomm Snapdragon Sound pada Snapdragon Academy 2022: Sound Session yang digelar minggu lalu di Jakarta. Qualcomm menekankan bahwa perangkat Snapdragon Sound mampu secara nirkabel menghadirkan suara sebagaimana suara tersebut seharusnya bersuara.

Makin banyak smartphone hadir tanpa jack 3,5 mm untuk audio. Setidaknya dalam beberapa tahun yang akan datang, sejumlah pihak memprediksikan headphone/headset nirkabel menjadi yang dominan menggeser headphone/headset berkabel. Qualcomm pun berbagai informasi mengenai Snapdragon Sound-nya. Qualcomm menekankan bahwa perangkat yang mengusung Snapdragon Sound mampu secara nirkabel — melalui Bluetooth — menghadirkan suara sebagaimana suara tersebut seharusnya bersuara alias how sound should sound. Hal itu disampaikan Qualcomm pada Snapdragon Academy 2022: Sound Session yang digelar minggu lalu di Jakarta.

Qualcomm menyebutkan Snapdragon Sound merupakan rangkaian inovasi dan peranti lunak yang didesain untuk menghantarkan secara nirkabel — melalui Bluetooth — suara dengan kualitas tinggi, latensi rendah, dan koneksi yang tangguh. Qualcomm menambahkan Snapdragon Sound didesain untuk memberikan pengalaman audio yang superior bagi para pengguna perangkat ketika mereka mendengarkan musik, berkomunikasi, dan bermain gim dengan aneka perangkat tersebut secara nirkabel dibandingkan menggunakannya secara nirkabel tanpa Snapdragon Sound.

Qualcomm Snapdragon Sound diklaim sejalan dengan riset bertajuk "The 2021 State of Sound Report" yang menemukan suara dengan kualitas yang baik adalah penting. Beberapa temuan riset dari Qualcomm tersebut seperti 70% responden menilai suara dengan kualitas yang baik pada headphone nirkabel maupun speaker nirkabel menciptakan pengalaman terbaik ketika menggunakan smartphone, serta lebih dari 50% responden menginginkan suara berkualitas tinggi. Selain itu, 68% responden juga bermain gim di smartphone setidaknya dua kali per minggu serta sebagian dari mereka menggunakan headphone/headset nirkabel dalam melakukannya.

Seperti telah tersiratkan, Qualcomm Snapdragon Sound membutuhkan peranti keras dan peranti lunak. Namun, tidak semua perangkat yang menggunakan peranti keras dan peranti lunak yang dimaksud bisa mengusung Qualcomm Snapdragon Sound alias mendapatkan badge Qualcomm Snapdragon Sound. Qualcomm akan memastikan lebih dulu implementasi yang diterapkan sesuai atau tidak dengan yang disyaratkan. Dengan kata lain, Qualcomm akan memeriksa terlebih dahulu apakah suatu perangkat sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Apabila sudah memenuhi barulah perangkat bersangkutan bisa memakai badge alias lencana Qualcomm Snapdragon Sound.

Dengan sertifikasi seperti yang disebutkan, perangkat yang mendapatkan badge Qualcomm Snapdragon Sound lebih terjamin mampu secara nirkabel memberikan pengalaman audio alias pengalaman suara yang bagus. Namun, tentunya agar pengguna bisa beroleh pengalaman audio yang dimaksud, perangkat yang digunakan tidak bisa berdiri sendiri. Ketika ingin mendengarkan musik yang disimpan di smartphone melalui headset TWS (true wireless stereo) misalnya, smartphone dan headset TWS itu haruslah sama-sama mengusung Qualcomm Snapdragon Sound; dari ujung ke ujung.

Menilik situs Qualcomm, saat ini perangkat-perangkat yang mengusung Qualcomm Snapdragon Sound adalah smartphone dan headphone/headset nirkabel. Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya aneka perangkat lain seperti laptop dan Bluetooth speaker juga mendapatkan badge Qualcomm Snapdragon Sound.

"Snapdragon Sound itu adalah sebuah rangkaian, rangkaian teknologi, baik itu software ataupun hardware yang dirancang untuk memberikan kualitas suara yang immersive, audio yang bagus, latensi yang rendah, kualitas yang tinggi, dan konektivitas yang stabil dan kencang. Itu adalah yang disebut dengan Snapdragon Sound. Dari ujung sampai ujung Qualcomm memiliki teknologi ini," ujar Dominikus Susanto (Senior Manager Business Development, Qualcomm Indonesia).

Resolusi Tinggi, Latensi Rendah, dan Koneksi Tangguh

Qualcomm mengeklaim perangkat dengan Snapdragon Sound bisa menghantarkan sinyal audio resolusi tinggi lebih menyerupai aslinya — lebih menyerupai bentuk asli sinyal audio tersebut — dibandingkan perangkat tanpa Snapdragon Sound, tentunya sama-sama memanfaatkan koneksi Bluetooth. Qualcomm mencontohkan audio dengan kedalaman bit 24 dan frekuensi sampling 96 kHz tidak akan teredam setelah sekitar frekuensi 22 kHz bila menggunakan Snapdragon Sound. Namun, audio 24 bit 96 kHz itu akan teredam setelah sekitar frekuensi 22 kHz bila menggunakan hanya koneksi Bluetooth standar tanpa Snapdragon Sound.

Begitu pula ketika berkomunikasi memanfaatkan mikrofon. Perangkat dengan Snapdragon Sound bisa menghantarkan sinyal audio yang lebih jernih dibandingkan perangkat tanpa Snapdragon Sound. Perangkat dengan Snapdragon Sound mendukung respons frekuensi yang lebih luas berhubung menggunakan frekuensi sampling 32 kHz. Perangkat dengan hanya koneksi Bluetooth standar tanpa Snapdragon Sound biasanya mendukung sampai 16 kHz. Qualcomm pun menyebutkan Snapdragon Sound bisa meredam suara sekitar sehingga suara akan terdengar lebih jelas.

Sementara, untuk latensi, Qualcomm menyebutkan perangkat dengan Snapdragon Sound menawarkan latensi yang lebih rendah dari perangkat tanpa Snapdragon Sound. Dari demonstrasi yang ditampilkan Qualcomm, Snapdragon Sound membolehkan latensi sekitar 87 ms. Adapun perangkat yang menggunakan hanya koneksi Bluetooth standar tanpa Snapdragon Sound, diklaim memiliki latensi di atas 150 ms.

Selain itu, Qualcomm juga menekankan bahwa perangkat dengan Snapdragon Sound membolehkan koneksi yang lebih tangguh dibandingkan perangkat tanpa Snapdragon Sound. Salah satu hal yang kurang menyenangkan dari Bluetooth adalah koneksi yang kadang terganggu. Qualcomm mengatakan Snapdragon Sound menekan hal tersebut.

aptX

Salah satu komponen penting dari Snapdragon Sound adalah audio codec (coder/decoder) yang digunakan. Saat pertama kali diumumkan tahun lalu, agar suatu perangkat bisa mendapatkan badge Snapdragon Sound, perangkat tersebut antara lain harus mendukung aptX Adaptive. aptX Adaptive merupakan salah satu pengembangan terkini dari aptX. aptX (apt — audio processing technology) sendiri adalah audio codec yang telah tersedia sejak lama dan belakangan dimiliki oleh Qualcomm. aptX bisa dipakai pada koneksi Bluetooth, tetapi bukan merupakan audioc codec mandatory alias wajib Bluetooth seperti SBC (low complexity subband coding).

Bluetooth sendiri membutuhkan audio codec karena tidak bisa menghantarkan alias menyalurkan audio kelas CD (compact disc) — 16 bit 44,1 kHz — atau yang lebih tinggi secara langsung (tanpa kompresi). Memang perangkat Bluetooth yang mendukung EDR (enhanced data rate) bisa mendukung kecepatan transfer sampai 2 Mbps atau 3 Mbps. Namun, hal tersebut adalah teoritis. Kecepatan transfer data yang sebenarnya lebih kecil dari itu. Lagi pula, EDR adalah opsional. Tanpa EDR alias hanya BR (basic rate), perangkat Bluetooth mendukung kecepatan transfer teoritis sampai 1 Mbps. 

Sama-sama menggunakan kompresi yang lossy, dibandingkan SBC, aptX diklaim memiliki algoritme kompresi lossy yang lebih baik. Dengan kata lain, dibandingkan SBC, aptX bisa dibilang lebih hemat bandwidth dalam artian untuk kualitas suara yang setara pada umumnya membutuhkan bit rate lebih rendah atau pada bit rate yang sama atau setara biasanya memberikan kualitas suara yang lebih baik.

Namun, banyak pihak yang menyebutkan kualitas suara yang dihasilkan aptX pada bit rate 352 kbps (bit rate pada 44,1 kHz) hanya sedikit lebih baik atau sulit dibedakan dengan SBC pada bit rate 328 kbps (bit rate pada 44,1 kHz yang disarankan untuk profil "High Quality"). Perbedaan yang lebih mencolok terjadi tatkala aptX pada bit rate 352 kbps dibandingkan dengan SBC pada bit rate yang lebih rendah seperti 229 kbps (bit rate pada 44,1 kHz yang disarankan untuk profil "Middle Quality").

Berbeda dengan aptX yang wajib berjalan pada bit rate 352 kbps untuk frekuensi sampling 44,1 kHz, SBC tidak wajib berjalan pada bit rate 328 kbps untuk frekuensi sampling 44,1 kHz. Perangkat yang memakai SBC pada Bluetooth hanya disarankan untuk menggunakan profil Middle Quality atau High Quality. Dengan kata lain, menggunakan aptX lebih menjamin suara yang dihasilkan adalah versi terbaik yang dimungkinkan audio codec.

aptX pun terus berkembang dan kini sudah tersedia antara lain aptX HD, aptX Low Latency, dan aptX Adaptive. aptX HD ditujukan untuk menyalurkan suara dengan kualitas yang lebih tinggi, aptX Low Latency dioptimalkan untuk latensi rendah, dan aptX Adaptive mendukung variable bit rate. Belakangan terdapat tambahan kapabilitas pada aptX Adaptive yang disebut aptX Lossless. Qualcomm mengeklaim aptX Lossless menggunakan kompresi yang lossless dan bukannya kompresi yang lossy seperti atpX lainnya. Namun, aptX Lossless baru hanya sampai audio dengan resolusi 16 bit 44,1 kHz alias belum bisa mendukung audio resolusi tinggi seperti 24 bit 96 kHz.