Find Us On Social Media :

Melalui Smart City, Payakumbuh Angkat Citra Rendang ke Tingkat Dunia

By Wisnu Nugroho, Kamis, 18 Agustus 2022 | 07:05 WIB

Ibu Ita, salah satu pemilik UMKM di Kota Payakumbuh yang mendapatkan manfaat dari komitmen smart city Pemerintah Kota Payakumbuh

Rendang, rendang, dan rendang. Itulah yang dihidangkan setiap hari ketika berkunjung ke Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Kota yang terletak 120 km dari Kota Padang ini memang terkenal sebagai sentra UMKM penghasil rendang, makanan terlezat di dunia versi CNN.  

Di Kota Payakumbuh, Anda bukan hanya bertemu rendang daging potong seperti yang kita kenal selama ini. Setidaknya ada 30 jenis rendang yang dibuat di kota ini, mulai dari rendang telur, suir, paru, ayam, jamur, daging giling, hingga rendang jengkol.  

Rendang-rendang ini dibuat oleh industri rumahan dan dijual ke berbagai tempat. Ada produsen yang langsung membuka gerai besar seperti halnya Yolanda, Riry, dan beberapa nama terkenal lainnya. Ada pula yang memilih menitipkan rendangnya ke penjual di Bukittinggi dan beberapa kota lainnya di Sumatera Barat. 

Salah satu pengusaha rendang adalah Ira Zahar. Menurut pemilik UMKM bernama Rendang Minang, UMKM rendang di Payakumbuh ini termasuk yang paling giat memproduksi, walaupun ada kendala di pemasaran, terutama untuk ekspor. 

“Untuk ekspor kan syaratnya macam-macam, harus dapat SNI, Sertifikasi ISO dan sebagainya. Syarat mendapatkan ISO juga enggak mudah. Selain harus menyiapkan dana yang lumayan, dapur harus sesuai standar, takaran harus pas dan konsisten. Sementara kami, UMKM di sini kan nggak punya kapasitas untuk memenuhi itu semua. Dapur masih manual, pekerja terbatas, takaran masih meraba-raba sehingga tak bisa konsisten. Enggak mungkin juga membuat produksi dalam skala besar,” tutur Ira yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Sentra Rendang Payo.

Buat Sentra Rendang

Untuk mengatasi masalah itulah, pemerintah Kota Payakumbuh membuat sebuah “dapur bersama” yang diberi nama Sentra Rendang. Di Sentra Rendang ini ada 3 buah mesin pembuat bumbu rendang yang dijalankan dengan sistem komputerisasi sehingga takaran, mutu, dan kualitasnya terjamin. 

Selain itu, dengan adanya pengolahan dengan sistem komputerisasi ini pembuatan bumbu rendang  dapat dilakukan dalam waktu lebih cepat dibandingkan cara konvensional sehingga bisa memenuhi permintaan dari pihak luar. Dalam sehari, Sentra Rendang ini dapat memproduksi hingga 3 ton bumbu rendang. 

Ditemui saat menjamu pengusaha dari Jerman di Sentra Rendang, Wakil Walikota Payakumbuh, Erwin Yunaz, mengatakan bahwa Sentra Rendang ini dibuat oleh pemerintah Kota Payakumbuh sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas rendang UMKM sehingga bisa diterima ke luar negeri. 

“Saat ini, sentra rendang sudah memiliki beberapa sertifikat perizinan dan standardisasi di antaranya izin edar pangan olahan (MD) dari BPOM RI untuk sembilan varian produk, sertifikat halal dari MUI, Sertifikat Keamanan Pangan Internasional (HACCP), Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), SNI, dan dalam waktu dekat, insya Allah, juga akan menerima sertifikat manajemen keamanan pangan internasional ISO 22000,” urainya.

Pengusaha UMKM yang tergabung dalam Koperasi Payo dapat menyewa “dapur” yang berlokasi di kelurahan Padang Kaduduk ini untuk memproduksi bumbu rendang dengan labelnya sendiri. Harga sewanya cukup murah, hanya 300 ribu rupiah per harinya. 

Mereka juga bisa bekerja sama untuk menembus pasar internasional—yang biasanya kuantitas permintaannya cukup banyak—dengan menggunakan label bersama yang diberi nama “Ikosero”.