Find Us On Social Media :

Strategi Memaksimalkan Hybrid Cloud Pada Perusahaan untuk Menghadapi Ekonomi yang Dinamis

By Yussy Maulia, Selasa, 23 Agustus 2022 | 10:03 WIB

Ilustrasi transformasi digital untuk meningkatkan business agility di situasi tak menentu.

Seiring dengan semakin membaiknya situasi pandemi Covid-19, negara-negara di dunia mulai optimistis bahwa perekonomiannya akan kembali pulih dan bertumbuh, tak terkecuali Indonesia.

Asian Development Bank (ADB) melalui sebuah laporan tertulis mengungkapkan bahwa daya beli konsumen dan aktivitas manufaktur di Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada 2022. Hal tersebut diprediksi akan meningkatkan perekonomian Indonesia hingga 5,2 persen pada 2023.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan akan menimbulkan dinamika baru. Laporan tersebut memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 akan dibayangi inflasi hingga 3,6 persen pada 2022.

Inflasi tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan terhadap suatu jasa atau produk seiring dengan pemulihan ekonomi masyarakat. Sementara itu, jumlah permintaan tidak seimbang dengan ketersediaannya.

Baca Juga: Pelaku Industri Ekonomi Digital Sambut Baik UU PDP Jika Disahkan

Situasi ini dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi perusahaan yang sedang dalam tahap pemulihan pascapandemi.

Pasalnya, ekspektasi konsumen terhadap suatu jasa atau produk menjadi semakin tinggi. Di sisi lain, perusahaan harus berusaha memenuhi ekspektasi tersebut sambil berupaya mengefisiensi beban dan biaya operasional guna menjaga stabilitas keuangan.

Untuk menghadapi situasi ekonomi yang dinamis dan sulit diprediksi, pemerintah Indonesia sendiri tengah berupaya mendorong seluruh pelaku industri untuk mengikuti arus ekonomi digital.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ekonomi digital menjadi salah satu cara bagi para pelaku industri untuk beradaptasi dengan pergeseran perilaku masyarakat yang kini cenderung menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya di berbagai sektor.

Baca Juga: Mekari: Solusi Digital 'Kunci' Resiliensi UMKM Hadapi Gejolak Ekonomi 

“Ekonomi digital di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Nilai ekonominya di tahun 2021 tercatat sekitar 70 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan diperkirakan mampu mencapai 146 miliar dollar AS pada 2025,” ungkap Airlangga, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (11/4/2022).

Melalui ekonomi digital, para pelaku industri pun diharapkan mampu mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan perusahaan, serta meningkatkan produktivitas, pertumbuhan bisnis, dan inovasi produk atau jasa.