Aktivitas operasional di toko semakin kompleks ketika peritel menerapkan retail multi kanal. Pekerjaan di toko tidak hanya berurusan dengan stok dan inventory. Para manajer toko juga harus memberikan informasi produk, melacak penawaran promosi, dan menangani merchandise.
AI dapat membantu menyederhanakan pekerjaan ini, misalnya dengan mengotomatisasi kegiatan back office dan menggunakan robot untuk QC.
3. Pencarian cerdas
Artificial intelligence juga dapat membantu menyederhanakan pencarian produk oleh pelanggan. Si pelanggan dapat memotret barang yang disukai atau ingin dibeli, lalu di web mencari toko yang menjual barang itu.
Machine learning akan membuat klasifikasi dari sejumlah besar barang dari berbagai merchant. Kemudian, sistem cerdas ini akan menyortirnya untuk pelanggan dalam hitungan detik saja. Mencari dan membandingkan produk pun akan semakin mudah bagi pelanggan.
4. Menyesuaikan harga
Contoh penerapan artificial intelligence lainnya di toko retail adalah menetapkan harga produk, memvisualisasikan kemungkinan hasil dari berbagai strategi penetapan harga.
Sistem akan mengumpulkan informasi produk-produk lain, aktivitas promosi, angka penjualan, dan data-data lainnya. Dengan cara ini, peritel dapat menyajikan penawaran terbaik dan memperoleh pelanggan baru, serta meningkatkan penjualan.
5. Mendeteksi barang tidak terpindai
Appventiv mencatat adanya kerugian peritel tak kurang dari US$45 miliar setiap tahunnya akibat barang tidak terpindai saat checkout dan penyusutan.
Artificial intelligence dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan memanfaatkan computer vision dan algoritme AI, peritel dapat menganalisis video feed dan mendeteksi ketika ada barang yang tidak terpindai, lalu memberi tahu staf kasir secara real-time. Teknologi ini juga membantu mengidentifikasi penipuan dan kesalahan pada saat checkout.