Dijuluki sebagai "GoldDragon", kelompok penjahat siber ini memulai rantai infeksi dengan mengirimkan email spear-phishing yang berisi dokumen dalam format Word yang disematkan makro.
Berbagai contoh dokumen Word berbeda yang digunakan untuk serangan siber baru ini terungkap, masing-masing menunjukkan konten umpan yang berbeda-beda namun tetap terkait dengan masalah geopolitik di Semenanjung Korea.
Lebih lanjut, Park juga turut menjelaskan teknik serangan yang dilakukan APT Kimsuky:
- Pelaku mengirimkan email spear-phishing kepada calon korban supaya mengunduh dokumen tambahan dengan menyertakan link.
- Jika korban mengklik link tersebut, maka akan terjadi koneksi ke server C2 tahap pertama, dengan alamat email sebagai parameter.
- Server C2 tahap pertama memverifikasi parameter alamat email yang masuk sebagai yang diharapkan dan mengirimkan dokumen berbahaya jika ada dalam daftar target. Skrip tahap pertama juga meneruskan alamat IP korban ke server tahap berikutnya.
- Saat dokumen yang terunduh dibuka, dokumen tersebut terhubung ke server C2 kedua.
- Skrip yang sesuai pada server C2 kedua memeriksa alamat IP yang diteruskan dari server tahap pertama untuk memeriksa apakah itu permintaan yang diharapkan dari korban yang sama. Menggunakan skema validasi IP ini, aktor memverifikasi apakah permintaan yang masuk berasal dari korban atau tidak.
- Selain itu, operator bergantung pada beberapa proses lain untuk mengirimkan muatan berikutnya dengan hati-hati seperti memeriksa jenis OS dan string agen pengguna yang telah ditentukan sebelumnya.
Struktur Server C2 Berdasarkan Informasi yang Diungkapkan Kaspersky.
Teknik serangan penting lainnya yang digunakan Kimsuky adalah penggunaan proses verifikasi klien untuk mengonfirmasi bahwa korban relevan yang ingin mereka serang.
Pakar Kaspersky bahkan melihat isi dokumen umpan yang beragam topiknya antara lain agenda “Konferensi Kepemimpinan Asia 2022”, bentuk permintaan honorarium, dan daftar riwayat hidup diplomat Australia.
“Kami telah melihat bahwa Kimsuky terus mengembangkan skema infeksi malware dan mengadopsi teknik baru untuk menghalangi analisis kami. Kesulitan dalam melacak grup ini adalah memperoleh rantai infeksi penuh. Seperti yang dapat kita lihat dari penelitian ini, baru-baru ini, Kimsuky mengadopsi metodologi verifikasi korban di server C2 mereka. Terlepas dari kesulitan mendapatkan objek sisi server, jika kami menganalisis server penyerang dan malware dari sisi korban, kami dapat sepenuhnya memahami bagaimana Kimsuky mengoperasikan infrastruktur mereka dan jenis teknik yang mereka gunakan,” papar Park.
Tips Melindungi Sistem dajn Jaringan dari Serangan Kimsuky
Dalam pemaparannya, Park juga memberikan tips bagi individu atau perusahaan/organisaasi agar sistem dan jaringan mereka terhindar dari serangan Kimsuku.
1. Pertahanan berbasis konteks penuh adalah kuncinya
-Pertahanan dengan teknik ‘hit-and-run’ tidak akan pernah berhasil.
-Tim dan pakar keamanan perlu memahami konteks ancaman secara penuh; disarankan untuk memiliki layanan yang menyediakan laporan dan analisis mendalam dan real-time seperti Portal Intelijen Ancaman Kaspersky.