Teknologi untuk Berikan Peringatan Dini
Pada bulan Agustus 2020, Pemerintah dan kepolisian Finlandia melakukan uji penggunaan kamera video surveillance yang mengusung teknologi artificial intelligence. Uji yang digelar di kota Helsinki ini bertujuan menyajikan “crowd headcount” yang lebih presisi, terutama di area-area tempat berkumpulnya orang dalam jumlah besar dengan kapasitas ruang terbatas, seperti festival musik dan pertandingan olah raga.
Dalam skenario ini, teknologi dimanfaatkan untuk memberikan peringatan dini kepada polisi dan otoritas penyelamat jika jumlah orang si lokasi tersebut melebihi batas yang ditentukan. Sistem ini juga akan memungkinkan penyelenggara acara segera bertindak sebelum ruang publik menjadi padat.
Saat pandemi, sistem ini juga mendukung aktivitas untuk mencegah meluasnya virus COVID-19 di ibu kota Finlandia. Teknologi ini membantu upaya pelacakan terhadap kepadatan dan kemacetan di ruang publik.
Baca juga: Contoh Artificial Intelligence untuk Pengendalian Populasi Hama
AI Dukung Penambahan Kapasitas Jemaah Haji
Contoh artificial intelligence terbaru untuk pengelolaan kerumunan datang dari Pemerintah Arab Saudi. Di ajang Global AI Summit, di Riyadh beberapa waktu lalu, mereka menjelaskan bahwa teknologi AI akan dimanfaatkan untuk mengelola kerumunan dan menyederhanakan layanan bagi para jemaah haji.
Tak kurang dari 2,5 juta jemaah haji datang ke kota suci Mekkah dan Madinah setiap musim haji. Dan saat ini, menurut Letnan Jendral Mohammed Al-Bassami, Direktur Keamanan Publik, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, pemerintah akan menambah kapasitas jemaah sesuai target yang dicanangkan sampai tahun 2030. Bukan hanya itu, Pemerintah Arab Saudi juga akan meningkatkan layanan berbasis teknologi mutakhir bagi para jemaah haji.
Saat ini, teknologi AI sudah diterapkan di Masjidil Haram, Mekkah dan di Masjid Nabawi, Madinah, untuk membantu mengendalikan kerumunan saat jemaah masuk dan keluar dari masjid. Menurut Al Bassami, seperti dikutip dari Al Arabiya News, dengan teknologi ini, kemungkinan-kemungkinan yang terkait dengan kerumunan dapat ditangani dengan cepat dan dengan sedikit gangguan.
Libatkan Kamera, AI, Sensor
Sistem pengelolaan kerumunan berbasis AI umumnya terdiri dari kamera cerdas yang dilengkapi software pengenal wajah (facial recogntion). Sistem akan membandingkan data video real time dengan data “pergerakan dan ekspresi wajah normal” yang sudah disimpan sebelumnya. Dengan demikian pihak otoritas dapat mengidentifikasi hal-hal yang tidak biasa.
Sistem ini juga datang dengan sensor gerak terkoneksi (connected motion sensor) untuk mengidentifikasi kawasan sibuk seperti di acara pertandingan olah raga atau konser musik. Data dari sensor ini memungkinkan pihak berwenang menentukan kapan dan di mana kerumunan akan bergerak sehingga dapat memberikan informasi kepada panitia. Penggunaan sensor ini dapat menjawab masalah, seperti kemacetan dan kepadatan di lokasi acara.