Perangkat lain yang mungkin digunakan dalam sistem pengelolaan kerumunan adalah sensor bom dan perangkat deteksi tembakan. Perangkat ini umumnya digunakan dalam menangani aksi terorisme dan kerusuhan.
Secara umum, sistem pengelolaan kerumanan yang efektif mencakup kamera, sensor, artificial intelligence, data analytics, dan situational awareness. Dan sistem yang ideal umumnya mampu menyajikan tampilan yang luas dari sebuah lokasi dan perspektif rinci dari point of interest (titik koordinat) lokasi, misalnya besar kecilnya kerumunan, individu yang mencurigakan, atau kendaraan yang bergerak.
Baca juga: Cegah Bias, DeepMind Umumkan Contoh Artificial Intelligence Ini
Dari berbagai contoh artificial intelligence untuk mengelola dan mengontrol kerumunan, ada satu benang merah yang bisa kita tarik: teknologi AI digunakan untuk melengkapi, bukan menggantikan, tenaga manusia. Artificial intelligence memang dapat berperan penting, misalnya dalam mengotomatisasi beberapa tugas dalam memantau kerumunan. Namun langkah-langkah dasar dalam keamanan tetap dibutuhkan.
Menurut Murray Bilby, Crowd Control Expert, Todoos, teknologi AI akan membantu kelancaran acara tapi penyelenggara sudah memiliki rencana keamanan yang matang. Menurutnya, langkah keamanan harus dilakukan jauh-jauh hari, misalnya dengan berkoordinasi dengan pihak layanan darurat dan otoritas setempat, memilih tempat yang kapasitasnya sesuai jumlah pengunjung.
“Jangan pernah berpikir untuk membuka pintu (tempat acara) sampai Anda memiliki sarana untuk berkomunikasi dengan peserta/pengunjung – misalnya melalui sistem public address (PA). Antisipasi hal tak terduga karena kerumunan orang bisa lepas kendali dengan cepat, dan ketika hal itu terjadi, Anda harus mampu mengatasinya,” tandasnya, seperti dikutip dari Dataconomy.com.