Find Us On Social Media :

Layanan Database Aiven, Gabungkan Kekuatan Cloud dan Open Source

By Liana Threestayanti, Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:26 WIB

Kehadiran penyedia layanan cloud database menjadi angin segar bagi pelaku bisnis modern. Salah satu penyedia layanan itu adalah Aiven. (Foto: Heikki Nousiainen, CTO & Co-founder, Aiven)

Di tengah kuatnya dorongan untuk memanfaatkan data, kehadiran penyedia layanan cloud database tentu menjadi angin segar bagi pelaku bisnis modern. Salah satu penyedia layanan itu adalah Aiven yang fokus pada teknologi open source. 

Digital akan menjadi hal utama di Asia Tenggara pada 2023, menurut prediksi IDC. Lima belas persen pendapatan satu dari tiga perusahaan akan datang dari produk dan layanan digital. Pada tahun 2020, angkanya adalah satu berbanding enam. 

Masih berdasarkan Top ICT Predictions for 2022 and Beyond dari IDC, salah satu area utama yang akan diprioritaskan negara-negara di Asia Tenggara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital adalah menjadi organisasi yang didukung oleh data atau data-driven. Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi US$146 miliar pada tahun 2025. 

Oleh karena itu, menurut CTO & Co-founder, Aiven, Heikki Nousiainen, kemampuan untuk mengelola aliran data sangat penting untuk memastikan keberhasilan organisasi. 

Heikki melihat tren pemanfaatan data oleh perusahaan pada inti bisnisnya dan dalam pengambilan keputusan. Menurutnya, organsasi atau perusahaan yang sukses saat ini memiliki kemampuan seperti memanfaatkan, melakukan verifikasi, menginterpretasikan data untuk mendukung setiap proses pengambilan keputusan. 

“Perusahaan yang bisa melakukan siklus ini dengan lebih cepat akan bisa bertahan di ekosistem digital saat ini,” tandasnya. Mengapa harus lebih cepat? Heikki melihat adanya pergeseran paradigma pemanfaatan data oleh perusahaan. Kalau awalnya perusahaan memanfaatkan data secara tradisional untuk kebutuhan pelaporan dan analitik. Kini perusahaan ingin memanfaatkan data secara real time untuk mendorong keputusan bisnis dan membangun layanan baru yang inovatif dan interaktif.

Peningkatan pemanfaatan data ini juga tergambar pada tumbuhnya pasar database management system (DBMS) yang pada tahun 2021 pertumbuhannya mencapai 22,3%, menurut Gartner. 

Kalau pada tahun 2017, Gartner memprediksi pengeluaran perusahaan untuk DBMS mencapai US$38,6 miliar. Maka saat ini, pengeluaran itu sudah mencapai US$80 miliar. Pertumbuhan itu disebut utamanya didorong oleh cloud database platform as a service (dbPaaS) yang pangsa pasarnya hampir 50% dari keseluruhan pasar DBMS.

Baca juga: Usung Aiven for Clickhouse, Aiven Rambah Pasar Cloud Data Warehouse

Open Source Dukung Business Agility

Aiven terbilang pemain baru di pasar layanan platform manajemen database di cloud. Namun unicorn dengan valuasi mencapai US$3 miliar ini sudah masuk dalam daftar Forbes Cloud 100 sebagai top private cloud.

Yang menarik adalah Aiven memilih spesialisasi teknologi open source. “Aiven didirikan pada 2016 dengan misi memberdayakan para developer dalam mengembangkan aplikasi berbasis infrastruktur open source serta berfokus pada membangun aplikasi-aplikasi penting yang memberikan perbedaan,” jelas Heikki Nousiainen kepada media, di Jakarta.

Mengapa open source? Menurut Heikki, teknologi open source menawarkan kemampuan yang akan mendukung business agility. “Kita bisa gunakan layanan kapan dengan cara apapun, juga memungkinkan bisnis tumbuh tanpa harus terikat pada lisensi atau mendengarkan orang lain mengatakan apa yang bisa dan yang tidak bisa kita lakukan,” tandasnya. 

Ketika misalnya ada bug pada software, pengguna open source memiliki kesempatan untuk membetulkannya dan tanpa harus tergantung pada pihak lain. “Dan kalau kita melihat sejarah Linux, Postgre, dan sekarang Clickhouse, open source melahirkan solusi-solusi yang hebat,” Heikki menambahkan. 

Di sisi bisnis, teknologi open source disebut Heikkei memberikan skalabilitas dan biaya yang terprediksi. “Misalnya kami gunakan Apache Kafka dalam sentral operasi Aiven, dan saat tumbuh, kami harus beralih dari satu klaster ke beberapa klaster terpisah untuk menangani beban kerja. Dan dengan open source kami menjamin kami dapat melakuan itu dengan biaya terprediksi,” ia menegaskan. 

Ada banyak hal pada open source yang menjadi real value bagi user, menurutnya. “Itulah mengapa kami sangat fokus pada open source karena open source adalah pilihan teknologi terbaik untuk masa depan,” ucap Heikki. 

Kurangi Biaya, Ringankan Beban DBA

Memandang Indonesia sebagai pasar yang signifikan dan sangat penting, Aiven telah memiliki beberapa pelanggan di Indonesia, di antaranya adalah Swift Solutions dan Vidio. 

Bergerak di bidang logistik, Swift Solutions memanfaatkan layanan managed service dari Aiven untuk mengatasi tantangan kekurangan SDM dan kecepatan memenuhi permintaan pelanggan. TCO lebih rendah, peningkatan keandalan dan stabilitas menjadi manfaat yang diraih Swift Solutions dari Aiven.

Sementara itu, penyedia layanan video streaming, Vidio memanfaatkan layanan Aiven untuk mengembangkan database dalam rangka mengakomodasi volume pengguna yang fluktuatif. “Hasilnya, customer experience dan tingkat kenyamanan pengguna terus meningkat,” jelas Heikki.

Mengutip studi IDC, Heikki  memaparkan beberapa manfaat yang diraih pelanggan dari layanan open source data management, seperti penghematan biaya 37 persen lebih rendah untuk biaya operasional selama tiga tahun. 

“Pelanggan kami juga melaporkan time to deployment yang empat kali lebih cepat dengan DBaaS versus opsi self-hosted. Pelanggan juga merasakan peningkatan produktivitas 13 persen saat menggunakan DbaaS, beban database administrator berkurang sampaii dua kali lipat sehingga para administrator bisa fokus pada application logic ketimbang sekadar menjalankan infrastruktur,” pungkasnya.