Find Us On Social Media :

AWS: Tingkat Kematangan Data Lebih Tinggi Bisa Tingkatkan Penghasilan

By Cakrawala, Minggu, 30 Oktober 2022 | 10:00 WIB

AWS menyebutkan tingkat kematangan data yang lebih tinggi bisa membantu organisasi mendapatkan penghasilan lebih besar. Hal itu berdasarkan laporan bertajuk 'Demystifying Data 2022' dan disampaikan secara daring oleh Gunawan Susanto (Country Manager, Indonesia, Amazon Web Services; kiri atas) bersama Rio Ricardo (Direktur Artificial Intelligence & Data, SEA, Deloitte; kanan atas) dan Maulana Christanto (Chief Experience & Analytics Officer RupaRupa) belum lama ini di Jakarta.

AWS melalui Deloitte pun menyarankan setidaknya tiga hal bagi organisasi di tanah air agar bisa meningkatkan tingkat kematangan data. Pertama adalah melibatkan manajemen puncak untuk meningkatkan investasi strategis dan mendanai kemampuan data. Kedua adalah menarik dan meningkatkan kemampuan para talenta melalui pelatihan dan bimbingan. Ketiga adalah mengembangkan strategi data praktis untuk meningkatkan kualitas data dan kasus penggunaan analitis. Lebih jelasnya mengenai aneka temuan plus berbagai saran yang dibagikan bisa lihat Gambar 2.

Sejalan dengan itu, AWS mengumumkan pula kehadiran AWS Data Lab di ASEAN. AWS menyebutkan AWS Data Lab menawarkan kolaborasi terakselerasi antara konsumen dengan sumber daya teknis AWS untuk membantu konsumen tersebut mengakselerasi inisiatif data, analitis, AI (artificial intelligence)/ML (machine learning), serverless, dan container. AWS Data Lab yang merupakan program gratis ini bisa membantu organisasi yang menjadi konsumen AWS mengakselerasi peningkatan tingkat kematangan datanya. Selain di ASEAN, AWS Data Lab juga tersedia antara lain di Australia, Selandia Baru, Brasil, Korea, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.

AWS Data Lab mempertemukan konsumen AWS dengan pakar data AWS untuk memecahkan tantangan data yang kompleks dengan cara yang nyata menggunakan solusi AWS. Dalam skema kolaborasi ini, Arsitek Solusi dari AWS Data Lab dan pakar layanan AWS akan mendampingi konsumen dengan memberikan panduan, berbagi praktik terbaik, dan menghilangkan hambatan teknis. Sebagai hasilnya, konsumen akan mendapatkan sebuah purwarupa yang sesuai dengan kebutuhan mereka, jalur menuju produksi, dan pengetahuan yang lebih dalam tentang layanan AWS.

Gambar 2. Sejumlah temuan dan saran sehubungan tingkat kematangan data dari laporan 'Demystifying Data 2022' yang dibagikan AWS bersama Deloitte.

RupaRupa

Salah satu konsumen AWS yang bisa dibilang berhasil meningkatkan tingkat kematangan data organisasinya adalah RupaRupa. Beralamat di www.ruparupa.com, RupaRupa merupakan platform digital untuk grup retail Kawan Lama. Ke depannya RupaRupa berkeinginan untuk menjadi ekosistem. RupaRupa sendiri berdiri pada tahun 2016 dan sejak awal sudah mengolah data untuk mendapatkan insight. Namun, RupaRupa sudah lama ingin meningkatkan perihal pengolahan data dan insight tersebut.

Sebelumnya, RupaRupa mengolah data untuk mendapatkan insight masih per departemen sehingga masih berupa silo-silo. Diakselerasi oleh wabah COVID-19 yang membuat banyak anggota masyarakat Indonesia yang beralih ke belanja secara daring dan mengakibatkan lonjakan data, RupaRupa akhirnya memusatkan perihal data analytics ke dalam satu tim plus menggunakan layanan data analytics AWS. RupaRupa sejak awal berdiri sebenarnya sudah menggunakan layanan AWS untuk berbagai hal, tetapi belum untuk data analytics. Pemusatan para pakar data ke dalam satu tim dan penggunaan layanan data analytics AWS, membuat RupaRupa bisa beroleh insight jauh lebih cepat.

"Jadi 2016 sampai 2019 itu datanya, semua department itu benar-benar silo itu datanya. Jadi kalau boleh dibilang data is the new oil, they create their on oil ya. Jadi yang satu bikinnya oil solar, yang satu minyak tanah, yang satu bensin, akhirnya gak ketemu gitu dan akhirnya mereka punya insight-nya masing-masing. Dan itu sudah berjalan selama tiga tahun, ya mereka kayak berenang di dalam oil-nya masing-masing. And then, the COVID strike, tahun 2020, trus tiba-tiba high volume data-nya masuk karena semua orang pada pindah ke online. Nah, itu yang bikin akhirnya mereka gagap data ya ketika, oh ternyata terlalu banyak and then, oh ternyata oil yang ini beda sama oil yang itu, oil yang ini beda. Makanya di tahun 2021 kita start data analytics project gitu," papar Maulana Christanto (Chief Experience & Analytics Officer RupaRupa) mengenai perjalanan tingkat kematangan data RupaRupa.

"Di 2021 itu jadi, awalnya kita udah punya, ini yang paling pertama nih yang dibutuhkan sama manajemen sebenarnya, real-time dashboard, itu sesederhana itu ya. Kalau dulu mereka pengen tahu 'sales kita berapa?', itu harus nunggu dulu, ditarik dulu datanya, H-1 begitu ya, paling cepat H-1, eh H+1 sorry, Jadi ketika mereka mau do business decision itu, sudah kelewatan," pungkas Maulana Christanto mengenai salah satu milestone perjalanan data RupaRupa yang dicapai berkat bantuan layanan AWS.