Find Us On Social Media :

BPJS Kesehatan & Bank Mandiri Raih Red Hat APAC Innovation Award 2022

By Liana Threestayanti, Kamis, 3 November 2022 | 16:24 WIB

Di ajang Red Hat Summit: Connect, Bank Mandiri dan BPJS Kesehatan dinobatkan sebagai pemenang Red Hat APAC Innovation Awards 2022 untuk Indonesia.

Di ajang Red Hat Summit: Connect, Bank Mandiri dan BPJS Kesehatan dinobatkan sebagai pemenang Red Hat APAC Innovation Awards 2022 untuk Indonesia.

Penghargaan ini diberikan karena Bank Mandiri dan BPJS Kesehatan dinilai sukses dalam meningkatkan kelincahan dan pengalaman pelanggan di lingkungan bisnis yang terus berkembang dengan memanfaatkan solusi open source dari Red Hat.

Di tengah lanskap bisnis yang berubah cepat seperti saat ini, kelincahan (agility) dan inovasi adalah dua faktor yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan bisnis. Dan menurut laporan State of the Enterprise Open Source 2022 dari Red Hat, sebanyak 81% pemimpin TI di Asia Pasifik menyatakan bahwa teknologi open source memberikan jaminan terhadap akses untuk berinovasi.

Selain itu, 79% dari pemimpin TI menyatakan mereka memperoleh fleksibilitas dari teknologi open source. “Mengapa? Karena mereka bisa melakukan customization, cocok untuk Indonesia yang memiliki beraneka macam sektor dan skala bisnis, di mana tidak mungkin ada aplikasi yang ‘one size fits all’,” jelas Vony Tjiu, Country Manager, Red Hat Indonesia.

Tak mengherankan jika kemudian laporan Red Hat ini juga mengungkapkan bahwa sebanyak 95% dari enterprise di Asia Pasfik sudah menggunakan teknologi open source.  

Pangkas Time-to-Market Pengembangan Fitur dan Aplikasi

Menang di kategori Cloud Native Developmen, BPJS Kesehatan mengadopsi pendekatan cloud native dengan menggunakan Red Hat OpenShift Container Platform dan Red Hat Enterprise Linux.

Dengan dukungan dua aplikasi tersebut, BPJS Kesehatan berhasil menghadirkan sebuah pengalaman digital yang mengubah cara interaksi pasien dan penyedia layanan kesehatan. Pengalaman digital ini dihadirkan melalui fitur e-queue atau antrean berbasis elektronik di aplikasi mobile dan konter di rumah sakit. Dengan adanya e-queue, waktu tunggu pasien menjadi lebih singkat dan pengalaman pasien pun meningkat.

Di sisi TI sendiri, menurut Assistant Deputy Information System Quality Control, BPJS Kesehatan, Sandi Juniar, adopsi solusi Red Hat ini membantu mempercepat time-to-market fitur-fitur baru yang dikembangkan untuk aplikasi BPJS Kesehatan, sehingga pada akhirnya akan mengurangi pula waktu pengembangan aplikasi.

Sandi juga menjelaskan bahwa berkat teknologi microservices yang ada dalam solusi Red Hat, BPJS Kesehatan juga dapat melakukan reuse service dari aplikasi-aplikasi legacy. “Dengan teknologi microservice yang disediakan Red Hat, kami bisa memigrasikannya dengan mudah,” cerita Sandi. Salah satu hasilnya adalah layanan-layanan pemberi vaksin bisa mencatat transaksi harian pemberian vaksin dengan mudah dan terkoneksi dengan sistem BPJS Kesehatan.

Ke depannya, menurut Sandi Juniar, BPJS Kesehatan akan memanfaatkan teknologi open source untuk mengembangkan platform asuransi kesehatan sosial yang akan mengkoneksikan semua stakeholder BPJS, mulai dari faskes, klinik, rumah sakit, penyedia layanan telemedisin, fintech, healthtech dan lain-lain. 

Tingkatkan Ketersediaan dan Stabilitas Aplikasi