Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey, pada tahun 2030 sekitar 14% dari tenaga kerja global perlu mengganti kategori pekerjaan mereka karena digitalisasi, otomasi, dan kecerdasan buatan akan mendisrupsi dunia kerja.
Keterampilan digital masyarakat Indonesia saat ini masih berada pada peringkat ke 10 di antara negara-negara G20, sedangkan pengetahuan finansial masyarakat Indonesia masih di bawah skor rata-rata negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Dalam kondisi seperti ini, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mencatat digitalisasi memberikan peluang pemulihan ekonomi masyarakat lebih dari 50% sehingga literasi digital dan finansial perlu dilakukan secara masif kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM dan pemangku kepentingan di industri.
Ratna Puspitasari, perwakilan dari Komunitas Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) Wonogiri, serta selaku pelaku UMKM di industri pariwisata, merasa terbantu setelah mengikuti program Travedu Fest.
“Setelah saya mengikuti pelatihan ini, saya merasa bisa lebih mengenal dengan baik ragam instrumen keuangan, me-manage keuangan dan usaha saya dengan lebih baik, serta berbagai kelebihan dari pemanfaatan platform digital,” beber Ratna.
“Traveloka berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari sektor publik dan swasta untuk berkontribusi terhadap peningkatan literasi finansial dan digital demi tercapainya sektor perjalanan dan pariwisata yang berkelanjutan,” tutup Caesar.
Baca Juga: Bagaimana Cara Refund Tiket Pesawat di Aplikasi Traveloka?