- Masa pakai
Umur li-ion yang lebih lama (biasanya 10+ tahun vs. 3-5 tahun untuk VRLA) adalah faktor utama yang memungkinkan peningkatan efisiensi operasional dan dampak yang lebih rendah terhadap aspek sustainability secara keseluruhan.
Akhir Masa Pakai
Topik yang paling kontroversial terkait sustainability adalah pengolahan limbah baterai saat habis masa pakainya.
VRLA memiliki praktik daur ulang yang matang. Sementara baterai li-ion belum sematang VRLA karena teknologi dan proses daur ulang yang masih berkembang.
- Penggunaan sekunder
Baterai li-ion UPS bekas yang memenuhi syarat untuk penggunaan sekunder dapat diaplikasikan untuk kebutuhan industri lain seperti microgrid dan kendaraan listrik.
Sektor kendaraan listrik yang saat ini tengah bertumbuh berpotensi menyerap baterai li-ion UPS bekas untuk digunakan kembali sehingga memperpanjang masa pakai baterai li-ion.
- Daur ulang
Meskipun infrastruktur daur ulang belum matang saat ini, ada tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa sistem daur ulang yang terstruktur dan ekonomis akan segera tersedia, mengingat:
- Nilai logam meningkat, mendorong ekonomi menuju daur ulang
- Pasar kendaraan listrik yang tengah bertumbuh akan mendorong investasi dan penelitian mendalam terkait daur ulang, dan
- Peraturan yang semakin mendorong kematangan aturan daur ulang
Perusahaan seperti li-cycle membuat kemajuan yang signifikan untuk industri ini. Proses hidrometalurgi mereka, misalnya, mengklaim mendukung semua kimia dan format baterai li-ion, memulihkan 95%+ bahan material yang ditemukan dalam baterai lithium-ion, dan menghindari limbah penimbunan selama proses berlangsung.
Baca Juga: Schneider Electric Berhasil Raih Penghargaan TKDN Award dan SNI Award