Sebagai teknologi yang sedang digadang-gadang karena kemampuannya, bagaimana artificial intelligence dapat membantu perusahaan/organisasi di masa resesi?
Artificial intelligence (AI) menjadi salah satu teknologi yang akan menjadi andalan perusahaan di masa depan. Hal itu tercermin dari hasil survei McKinsey, AI Global Survey 2022. Salah satu temuan dari survei ini adalah peningkatan persentase jumlah perusahaan yang menggunakan AI setidaknya di satu area bisnis dari 20% di tahun 2017 menjadi 50% di 2022.
Baca juga: Apa Itu Teknologi Artificial Intelligence?
Tingkat investasi AI juga meningkat, menurut survei McKinsey. Lima tahun lalu, 40% responden di organisasi yang telah mengadopsi AI melaporkan bahwa lebih dari 5% anggaran digitalnya dialokasikan untuk AI. Sekarang, 52% responden melaporkan hal tersebut. Dan ke depannya, 63% responden mengatakan bahwa mereka berharap investasi perusahaan untuk AI akan meningkat.
Dari aspek pelanggan, mengadopsi artificial intelligence pun agaknya harus menjadi agenda perusahaan. Pasalnya, menurut prediksi Servion Data Insights, pada 2025, 95% dari interaksi dengan pelanggan akan dilakukan via bot yang ditenagai oleh AI.
Sementara dari laporan Salesforce yang berjudul State of the Connected Customer terungkap bahwa 62% pelanggan bersedia mengirimkan datanya ke AI demi pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Tak hanya bisnis dan pelanggan, para karyawan pun merasa artificial intelligence memberikan manfaat bagi mereka. Studi yang dilakukan SnapLogic pada tahun 2021 menemukan bahwa 81% pekerja kantor percaya AI akan membantu mereka meningkatkan kinerja di tempat kerja.
Seperti kita ketahui, contoh artificial intelligence kini telah merambah ke sektor dan fungsi dalam bisnis. Solusi berbasis AI dimanfaatkan di area pengalaman pelanggan, manajemen supply chain, keuangan dan akunting, manajemen risiko, dan sebagainya.
Nah, ketika narasi resesi ekonomi 2023 terus menggema, di mana artificial intelligence bisa berperan?
Memberikan analisis mendalam mengenai basis pelanggan
Customer analytics berbasis artificial intelligence dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar basis pelanggan, misalnya bagaimana cara menentukan calon pelanggan, dan apa ancaman terhadap retensi pelanggan di pasar yang tidak pasti. AI juga dapat membantu memberikan insight mengenai pola dan kelemahan dari basis pelanggan sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi pelanggan berpotensi “berpindah ke lain hati” dan memperbaiki keseluruhan retensi pelanggan.
Mengurangi potensi fraud
Dalam kondisi pasar melemah, fraud berpotensi meningkat. Perusahaan dapat memanfaatkan AI untuk menemukan anomali dalam data keuangan sehingga akan lebih mudah mendeteksi adanya fraud.
Mengoptimalkan fungsi-fungsi keuangan
Di masa resesi, ada fungsi-fungsi dalam perusahaan yang menjadi lebih penting, misalnya keuangan. AI memungkinkan perusahaan bertindak dengan sangat cepat di tengah situasi yang tidak menentu. Misalnya, AI memungkinkan perusahaan memprediksi dengan cepat kemana dana harus dialokasikan, atau membantu perusahaan mengambil keputusan dengan cepat mengenai outlet yang harus ditutup karena rugi.
AI juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola piutang tak tertagih. Dalam kondisi resesi, piutang tak tertagih ini akan meningkat karena pelanggan menunda pembayaran atau bangkrut. Menggunakan berbagai macam data, AI dapat menganalisis dan memprediksi klien yang berpotensi tidak dapat membayar utangnya.
Menemukan peluang pendapatan baru
Dengan menganalisis berbagai data dan melakukan modeling terhadap perilaku konsumen, AI dapat menemukan pasar-pasar mikro yang mungkin belum dijangkau perusahaan. Tak hanya menemukan pasar baru, AI juga sekaligus akan merekomendasikan produk yang cocok untuk pasar tersebut.
AI juga dapat mengumpulkan data dari aktivitas promosi yang sukses di satu wilayah dan melakukan modeling untuk membuat program promosi yang mirip untuk bisa dilakukan di wilayah lain.
Mengurangi biaya
Menggantikan customer service dengan chatbot AI tentu akan memangkas biaya dengan signifikan. Namun tidak hanya itu yang bisa dilakukan AI.
Perusahaan dapat memperoleh pengurangan biaya dengan predictive maintenance. Berbekal AI, mesin dapat memberikan laporan tentang apa saja yang sedang terjadi pada mesin tersebut sehingga perusahaan dapat lebih dini mengetahui komponen yang berpotensi mengalami kerusakan dalam waktu dekat.