Gartner menyarankan I&O mengadopsi platform engineering dengan menentukan kesenjangan keterampilan dan kompetensi dalam organisasinya, dan membuat rencana untuk menutup kesenjangan itu. Gartner pun menyarankan adopsi automasi untuk mendapatkan kemampuan self-serviceability.
4. Inovasi nilai/value dari nirkabel
Gartner juga menyoroti kesempatan menggali lebih jauh nilai dari wireless, lebih dari sekadar konektivitas. Tumpang tindih antara berbagai teknologi nirkabel, di antaranya Wi-Fi, 5G, Bluetooth dan High Frequency (HF) akan memudahkan konektivitas dan menciptakan peluang bagi inovasi.
“Inovasi value dari nirkabel akan menciptakan ROI wireless yang terukur dan menjadikan jaringan sebagai platform inovasi strategis,” ucap Hewitt.
Namun, Hewitt juga mengingatkan adanya kompleksitas yang signifikan dan beberapa keterampilan baru yang diperlukan untuk mewujudkan inovasi tersebut, seperti kemampuan integrasi nirkabel dan pengalaman dalam implementasi wireless tracking.
5. Platform cloud industri
Cloud industri disebut Gartner sebagai sebuah alternatif bagi perusahaan yang membeli berbagai penawaran cloud, karena cloud industri memberikan solusi pra-integrasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar vertikal tertentu.
Platform cloud industri merupakan kombinasi dari layanan cloud tradisional dengan fungsi-fungsi yang sudah disesuaikan untuk industri tertentu. Gartner melihat, organisasi yang ingin mempercepat time to value dan memanfaatkan composability untuk membangun produk dan layanan digital yang berbeda, serta meraih manfaat dari inovasi antarindustri akan beralih ke solusi cloud ini.
Pada tahun 2027, Gartner memperkirakan ada lebih dari 50% enterprise yang akan menggunakan platform cloud industri untuk mengakselerasi inisatif bisnisnya.
6. Kompetisi skill
Dengan pertumbuhan digitalisasi di berbagai organisasi dan perusahaan, organisasi I&O pun membutuhkan talenta dengan aneka keterampilan. Namun ada keterampilan yang banyak diminati sehingga terjadi kelangkaan talenta, misalnya untuk kecakapan di bidang cloud, automasi, dan advanced analytics.
Secara bersamaan, perusahaan-perusahaan juga mulai membangun tim I&O dalam unit bisnis sehingga kompetisi talenta pun bisa terjadi secara internal.
“Sementara persaingan untuk keterampilan baru menciptakan lebih banyak peluang karir bagi para pemimpin I&O, tapi hal itu juga dapat menyebabkan kesenjangan talenta dalam organisasi dan perusahaan harus membayar lebih mahal untuk posisi tersebut dan dapat menciptakan tantangan dalam mempertahankan karyawan,” jelas Jeffrey Hewitt..
Oleh karena itu, ia menyarankan agar para pemimpin organisasi I&O harus lebih canggih dalam cara berpikir mereka mengenai value proposition dari timnya. “Pertimbangkan tool untuk mengidentifikasi kebutuhan keterampilan di masa depan dan pendekatan baru dalam pelatihan untuk memperkaya keterampilan karyawan yang ada, mengurangi risiko mereka pindah ke unit lain atau ke pesaing,” pungkasnya.