Di bawah kepemimpinan Henry, Igloo menargetkan peningkatan pertumbuhan perusahaan hingga tiga kali lipat pada 2023 dengan meluncurkan lebih banyak produk, menjalin kemitraan, menemukan lebih banyak mitra distribusi, dan membantu lebih banyak pelanggan sesuai kebutuhannya.
“Dengan pengetahuan yang luas serta pengalaman dan kepemimpinan secara khusus di industri teknologi, Henry akan memainkan peran penting dalam mengembangkan Igloo di Indonesia,” tambah Raunak.
Hingga saat ini, Igloo telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 55 perusahaan di tujuh negara dan lebih dari 15 produk dalam rangkaian produknya yang terus berkembang.
Perusahaan telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis dan meningkatkan premi bruto sebesar 30 kali lipat sejak 2019.
Baru-baru ini, Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca parametrik pertamanya di Vietnam, salah satu dari lima negara pengekspor beras terbanyak.
Memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) berbasis blockchain, produk ini mengotomatisasi pembayaran klaim yang dihitung menggunakan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kerugian yang disebabkan cuaca atau bencana alam.
Ke depannya, Igloo juga berencana untuk memperluas jangkauan produknya ke Indonesia sebagai negara penghasil padi terbesar ke-3 di dunia, untuk melindungi para petani padi yang belum tersentuh layanan asuransi.
Baca Juga: Selain ChatGPT, Ini Empat Tools Berbasis AI Gratis yang Patut Dicoba
Baca Juga: Northstar Group Dapat Modal US$90 Juta, Mau 'Suntik' Startup Lagi?