Selain itu, institusi pendidikan seperti SMU juga memanfaatkan software antiplagiarisme, seperti Turnitin, untuk membentengi siswa dari tindakan menyontek, termasuk dengan bot AI seperti ChatGPT.
Software Antiplagiarisme Siap Antisipasi ChatGPT
Dalam blog Turnitin, CEO Turnitin, Chris Caren mengatakan bahwa software-nya mampu mendeteksi beberapa bentuk tulisan yang dibantu AI dan tulisan yang dibuat oleh tool AI seperti ChatGPT.
“AI writing bukan sesuatu yang baru (bagi kami). Dalam dua setengah tahun terakhir, kami telah melakukan riset dan mengembangkan teknologi yang dapat mengenali karya tulis yang dibuat dengan bantuan AI. Saat ini, ada teknologi yang sedang dalam tahap trial dan ada yang siap dipasarkan,” tulis Caren. Kemampuan deteksi tulisan AI, termasuk yang dibuat oleh ChatGPT, akan segera diintegrasikan dengan produk Turnitin yang sudah ada di pasar dan siap digunakan di tahun ini.
Ia juga berpendapat, adopsi ChatGPT bukanlah tanda-tanda akan berakhirnya karya-karya orisinal.Tool AI seperti ChatGPT malahan akan menjadi tool yang bermanfaat jika para pendidik menetapkan ekspektasi yang tepat mengenai penggunaannya.