Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan mengubah wajah Industri di masa depan, mengingat saat ini banyak perusahaan teknologi mulai mengembangkan inovasi dan produk berbasis AI.
Pendiri raksasa perangkat lunak Microsoft Bill Gates mengatakan kehadiran artificial intelligence (AI) akan memiliki pengaruh dan nilai yang lebih besar dibandingkan metaverse dan Web3. Meskipun, metaverse cukup menyita perhatian tetapi dampak kepada pasar tidak akan sebesar inovasi berbasis AI.
“AI adalah yang terbesar. Saya pikir Web3 tidak sebesar itu walaupun metaverse sudah revolusioner. AI lebih revolusioner,” kata Gates, dikutip dari Bitcoin.com.
Gates juga melihat perkembangan metaverse cukup baik dan memprediksi pertemuan digital berporos dari gambar 2D ke ruang virtual 3D. Namun, Gates yang sudah memutuskan mundur dari Microsoft lebih fokus menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi orang lain seperti menciptakan teknologi ultrasound untuk mendeteksi kesehatan wanita hamil dan mengobati kondisi seperti malnutrisi dan anemia.
Ogah Main Kripto
Bill Gates enggan untuk menghabiskan uangnya berinvestasi di mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dkk. Meskipun, akhir-akhir ini investasi mata uang kripto sedang digemari banyak orang.
Bill Gates mengaku sama sekali tak memiliki Bitcoin atau aset kripto lainnya. Bill Gates menilai investasi Bitcoin atau aset kripto lainnya tidak bermanfaat karena ada instrumen investasi lainnya yang jauh lebih menguntungkan.
“Saya suka berinvestasi pada hal-hal yang memiliki hasil yang lebih berharga,” tulis Gates dalam sesi tanya jawab rutin Gates, bertajuk “Ask Me Anything” yang berlangsung di forum Reddit, pekan lalu.
Bill Gates menjelaskan arti sebuah value adalah saat suatu perusahaan membuat produk yang bagus dan bermanfaat untuk masyarakat. Sedangkan, investasi kripto tercipta berdasarkan keinginan seseorang untuk membelinya.
"Investasi bitcoin atau kripto tidak memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat," pungkasnya seperti dikutip Forbes.
Selama ini, Gates melalui yayasan filantropi miliknya, Bill & Melinda Gates memang rajin berinvestasi pada beberapa sektor. Misalnya meliputi teknologi informasi, transportasi, industri, perawatan kesehatan, dan kebutuhan pokok konsumen.
Alasan Lainnya
Dalam kesempatan terpisah, Bill Gates mengungkapkan tiga alasan lain tidak ingin investasi Bitcoin.
Pertama, Bitcoin menggunakan terlalu banyak energi listrik dalam setiap aktivitasnya, seperti proses penambangan (mining).
“Bitcoin menggunakan terlalu banyak energi, di samping mendorong transaksi yang bersifat anonim,” ujar Gates dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
Untuk mendapatkan Bitocoin, penambang menggunakan komputer untuk memecahkan serangkaian kode. Dari kode itulah penambang akan mendapat Bitcoin. Agar kode terpecahkan, maka membutuhkan mining rig berupa komputer dan kartu grafis yang kuat serta butuh energi listrik yang besar.
Dalam sebuah laporan, Universitas Cambridge mengungkapkan bahwa konsumsi listrik yang pengguna pakai untuk menambang Bitcoin lebih banyak ketimbang konsumsi listrik di Pakistan dalam setahun. Penambangan bitcoin dalam setahun membutuhkan 123,64 terra-watt (TWh) listrik, sementara seantero Pakistan hanya mengonsumsi 120,56 TWh per tahun.
Selain soal konsumsi listrik, anonimitas menjadikan Bitcoin kerap pelaku kejahatan gunakan. Misalnya untuk membeli narkoba, melakukan pencucian uang, penggelapan pajak, dan pendanaan teroris.
Alasan ketiga karena harganya yang sangat fluktuatif. Ia berpendapat hal ini dapat memengaruhi para investor yang notabene tidak memiliki dana cadangan yang cukup. Harga Bitcoin memang dilaporkan mengalami tren kenaikan selama 2021.
Bahkan, Bitcoin sempat mencapai harga tertinggi pada Oktober 2021, dengan harga 66.000 dollar AS atau sekitar Rp 931 juta per keping. Namun, sejak Oktober 2021 hingga Mei 2022 ini, harga Bitcoin terus menunjukkan tren penurunan.